Kemenkes imbau waspadai genangan air penyebab DBD setelah banjir

6 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk mewaspadai genangan air yang dapat meningkatkan perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypty penyebab demam berdarah (DBD/dengue) setelah banjir surut.

"Setelah banjir surut, kasus Dengue meningkat karena banyaknya genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti. Hal ini disebabkan oleh genangan air yang tertinggal setelah banjir serta lingkungan yang dipenuhi sampah," kata Direktur Penyakit Menular Kemenkes Ina Agustina Isturini saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.

Ina menjelaskan perubahan iklim yang ekstrem seperti La Nina menjadi faktor yang memengaruhi tren kasus dengue. Sering terjadi hujan dan tingginya kelembaban akan meningkatkan jumlah sarang dan perkembangan nyamuk penular dengue.

Kondisi tersebut bisa mengindikasikan bahwa risiko penularan masih berlangsung, yang kalau tanpa dilakukan perbaikan tanggap darurat termasuk kesadaran dan kewaspadaan seluruh masyarakat termasuk mengenali gejala dengue secara dini.

Ina membeberkan tren dengue Indonesia tahun 2025 masih mengikuti pola tahun-tahun sebelumnya, di mana pada akhir tahun dan awal tahun hingga bulan Mei, cenderung terjadi peningkatan kasus.

Baca juga: DKI catat 1.416 kasus DBD hingga Maret 2025

Jumlah kasus dengue yang dihimpun hingga 4 Maret 2025 totalnya tercatat mencapai 15.802 kasus dengan 73 kematian.

"Angka ini masuk dalam kategori angka rata-rata bila melihat tren kasus dengue tahun 2020-2025," ujar dia.

Atas dasar tersebut, Ina mengimbau masyarakat agar waspada mengantisipasi penyakit-penyakit yang dapat muncul pada saat maupun pasca banjir.

Penyakit-penyakit dapat ditularkan melalui air atau makanan yang terkontaminasi, melalui vector seperti nyamuk yang bisa meningkat perkembangbiakanya pasca banjir, melalui udara sehingga menyebabkan infeksi pernapasan.

Di samping itu, ia meminta masyarakat mewaspadai penyakit-penyakit kulit akibat lingkungan yang tidak bersih dan cedera atau luka.

Baca juga: DKI segera lakukan pendataan terkait kasus DBD meningkat

Ina meminta masyarakat harus tetap menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti mencuci tangan pakai sabun terutama sesudah buang air kecil, sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makan anak dan sebelum makan, mengonsumsi air bersih, menggunakan jamban sehat, dan mengolah makanan dengan higienis mempunyai dampak dalam penurunan penyakit infeksi saluran pencernaan

Pola hidup bersih itu dilanjutkan dengan membersihkan rumah dan lingkungan. Misalnya membuang sampah dan kotoran yang terbawa banjir, bersihkan lantai dan dinding dengan disinfektan.

Gunakan alat pelindung diri (APD) seperti sepatu boots, sarung tangan sewaktu membersihkan lingkungan atau air bekas genangan banjir. Bersihkan sarang tikus yang masih ada dan tutup lubang-lubang tempat jalan tikus di sekitar rumah.

"Terkait pengelolaan air dan makanan, pastikan menggunakan air bersih untuk minum, memasak, dan mandi. Jika perlu sebelum dikonsumsi, air direbus. Hindari makanan yang terkontaminasi air banjir, masak makanan dengan benar dan simpan dengan baik," ucap Ina.

Masyarakat, katanya, juga perlu mengetahui upaya pencegahan terhadap perkembangbiakan vektor melalui 3M yakni menguras tempat penampungan air seperti bak mandi, ember, pot bunga, menutup rapat tempat penampungan atau penyimpanan air dan mendaur ulang sampah pasca banjir seperti kaleng atau botol bekas.

"Bersihkan rumah dari lumpur, debu, dan jamur yang dapat memicu gangguan pernapasan. Pastikan ventilasi rumah baik agar udara segar dapat masuk dan mengurangi kelembaban yang bisa menjadi tempat berkembangnya bakteri atau jamur. Buang barang-barang yang telah terkontaminasi dan tidak bisa dibersihkan seperti kasur atau karpet yang terkena air banjir," tambahnya.

Baca juga: Tren kasus DBD di Jakbar naik drastis dua bulan terakhir

Baca juga: Jakpus gencarkan PSN untuk atasi DBD

Baca juga: DBD meningkat, Dinkes Tulungagung ajukan tambahan anggaran fogging

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |