Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menyampaikan bahwa penyusunan target pengurangan emisi dalam dokumen iklim Second Nationally Determined Contribution (NDC) termasuk sektor kehutanan perlu menggunakan data terbaru.
"Dalam menyampaikan atau men-submit Second NDC ini kita harus hati-hati ya, terutama data dan informasi yang up to date," kata Penasihat Senior Tim kerja FOLU Net Sink 2030 Kemenhut, Agus Justianto ketika ditemui di Jakarta, Selasa.
Dia mendorong penggunaan data terbaru termasuk dalam menentukan target pengurangan emisi untuk sektor kehutanan dan penggunaan lahan (forestry and other land use/FOLU) yang ditargetkan melakukan pengurangan terbesar berdasarkan dokumen iklim Enhanced NDC.
Baca juga: Menhut dukung penyusunan dokumen iklim Second NDC yang realistis
Indonesia sendiri menargetkan untuk mencapai kondisi penyerapan lebih besar dibandingkan emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor FOLU pada 2030, atau dikenal juga sebagai Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030.
"FOLU Net Sink 2030 ini sebenarnya sudah setengah jalan, kita mulai 2022, sekarang sudah 2025, sehingga harus ada evaluasi dan review apa yang sudah dilakukan, mumpung masih ada waktu. Hasil evaluasi ini bisa dijadikan dasar untuk menyusun Second NDC kita sebelum di-submit," katanya.
Sebelumnya, dalam pertemuan Friends of NDC di Jakarta, Senin (16/6), Menteri Kehutanan (Menhut), Raja Juli Antoni menyampaikan dukungan penyusunan Second NDC perlu dilakukan secara realistis, inklusif serta dapat terimplementasi di lapangan.
"Tentu kita akan menjaga nama baik kita di depan dunia internasional. Bahwa kita men-submit suatu dokumen yang bisa dikerjakan dan dieksekusi. Karena, kalau kita membuat satu target yang ambisius dan pada akhirnya kita tidak mampu melakukannya, justru akan membuat wajah diplomasi yang sekarang kita kejar itu menjadi tidak baik," kata Menhut.
Baca juga: RI siap serahkan Second NDC tahun depan, masukkan sektor kelautan
Baca juga: Menteri LHK: Second NDC untuk percepatan capai "net zero emission"
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) penyusunan dokumen iklim Second NDC, yang akan menyertakan target baru pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) yang harus dicapai Indonesia, masih melalui proses simulasi ulang untuk menyesuaikan target pembangunan nasional.
KLH menyatakan dokumen yang akan diserahkan kepada Sekretariat United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) itu menjalani simulasi ulang mempertimbangkan sejumlah faktor, termasuk target pertumbuhan ekonomi 8 persen yang ingin dicapai Presiden Prabowo Subianto, sebelum bisa diserahkan menjelang COP30 di Brasil.
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.