Kemenhut mulai Operasi Merah Putih untuk translokasi badak Jawa

3 weeks ago 13

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) resmi memulai Operasi Merah Putih untuk melakukan translokasi dua individu badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) ke kawasan konservasi baru sebagai bagian dari upaya menyelamatkan populasi satwa terancam punah tersebut.

"Saya kira ini adalah tanggung jawab moral, sosial dan politik kita bersama untuk memastikan anak cucu kita masih memiliki badak Jawa, 50, 100, 200 tahun, bahkan selamanya," kata Menteri Kehutanan (Menhut), Raja Juli Antoni dalam acara peluncuran Operasi Merah Putih di Kantor Kemenhut di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Kemenhut siap translokasi Badak jawa untuk membentuk populasi kedua

Dia menyebut Operasi Merah Putih untuk translokasi badak Jawa yang mulai dilakukan pada Agustus 2025 itu merupakan bagian dari pertobatan ekologis mengingat ruang hidup badak yang semakin sempit yang merupakan dampak dari aktivitas manusia.

Aktivitas pembangunan dan perkebunan mempersempit area jelajah badak Jawa yang saat ini hanya tersisa di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK). Tidak hanya itu, populasinya juga terus berkurang akibat ulah pemburu liar.

"Karena ini adalah dosa kolektif kita sebagai bangsa, ini adalah bagian dari cara kita membayar apa yang pernah diperbuat mungkin oleh bapak kita atau dulu kakek kita, atau mungkin bagian dari kita masih ada yang melakukan perbuatan itu," katanya.

Rencana translokasi badak Jawa dimulai dari persiapan lapangan mulai dari survei populasi, pemetaan habitat, pembangunan fasilitas pit-trap atau perangkap aman, boma atau kandang aman hingga akses logistik.

Telah dilakukan juga pemilihan dua individu badak Jawa yang rencananya dipindahkan ke kawasan konservasi Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA). Pemilihan dilakukan memastikan agar tidak terjadi inbreeding atau perkawinan sedarah.

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kemenhut, Satyawan Pudyatmoko menjelaskan bahwa translokasi perlu dilakukan, karena satwa itu menghadapi risiko tinggi dengan keterbatasan daya dukung habitat, rendahnya keragaman genetik, serta tingkat inbreeding mencapai 58,5 persen.

Baca juga: Kemenhut siapkan suaka khusus untuk jaga populasi badak Jawa

Baca juga: Kemenhut: Hanya Indonesia yang mampu mengonservasi badak Jawa

Population Viability Analysis (PVA) bahkan memprediksi spesies ini bisa punah dalam waktu kurang dari 50 tahun tanpa intervensi nyata.

Translokasi itu dilakukan bekerja sama dengan TNI dan Yayasan Badak Indonesia (YABI) untuk memindahkan badak Jawa dari Semenanjung Ujung Kulon menuju JRSCA di Desa Ujungjaya, Kabupaten Pandeglang. Keduanya masih berada dalam wilayah TNUK dan berjarak sekitar 14 kilometer dengan melintasi laut.

"Translokasi sudah dilakukan kerja sama dengan TNI, terutama kaitannya dengan penyediaan alat transportasi laut yang sepenuhnya didukung oleh alutsista milik TNI, kami ucapkan terima kasih. Simulasi juga sudah dilakukan untuk menjamin bahwa nanti dalam pelaksanaan sesungguhnya semua bisa berjalan dengan lancar," kata Satyawan Pudyatmoko.

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |