Jakarta (ANTARA) - Kementrian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) dan Islamic Chef & Culinary of Indonesia (ICCI) menjajaki kolaborasi dalam mendorong ekosistem kuliner halal Indonesia di pasar global.
"ICCI bisa menjadi asosiasi luar biasa yang dibina dan dibentuk menjadi ambassador kuliner halal karena sudah punya jaringan internasional," kata Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf), Teuku Riefky Harsya dalam keterangan pers yang diterima pada Kamis.
ICCI merupakan organisasi chef Islam di Indonesia yang terverifikasi sebagai anggota World Platform of Islamic Countries Culinary Societies (WICS), dan telah menaungi hampir 3.000 anggota, termasuk chef profesional, pelaku kuliner, institusi boga atau pariwisata, serta chef muda, yang telah berdiri sejak 2021.
Baca juga: Menekraf gandeng HCI kembangkan ekspor kuliner halal Indonesia
Menekraf Teuku mengatakan ICCI telah berkontribusi menumbuhkan industri kuliner halal yang dapat menjadi penggerak ekonomi dan meningkatkan pendapatan negara melalui ekspor produk kuliner halal Indonesia ke negara-negara dengan mayoritas penduduk muslim.
Menurut dia, pihaknya bisa melibatkan ICCI sebagai mitra strategis yang dihubungkan dengan program-program unggulan dalam Asta Ekraf. Hal ini lantaran banyak bisnis kuliner berkembang karena punya sertifikat halal.
"Sebagai contoh Sour Sally yang dimiliki nonmuslim tetapi mampu membuka outlet di negara Islam lain dengan kredibilitas sertifikat halal. Mudah-mudahan kita bisa mengembangkan ekosistem kuliner halal ini makin dikenal luas secara global," ungkap Menteri Ekraf.
Baca juga: Said Aqil: Nilai tambah ekosistem halal jadi branding RI di mata dunia
Deputi Bidang Kreativitas Budaya dan Desain Yuke Sri Rahayu menambahkan bahwa ICCI mampu menciptakan lapangan kerja dan memberikan dampak signifikan bagi perekonomian.
"Subsektor kuliner itu memberi sumbangsih tenaga kerja paling besar dibanding subsektor lain. Untuk itu, kami mendorong kolaborasi dengan ICCI sebagai bentuk pertumbuhan investasi dunia dan penciptaan pasar domestik yang sangat tinggi untuk produk-produk makanan halal," tambah Deputi Yuke.
Kementerian Ekonomi Kreatif saat ini sudah memiliki Program Masak Bersama Master (MASAMO) yang bisa melibatkan chef-chef profesional. Selain itu, Kementerian Ekraf juga selalu berkolaborasi dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) untuk terus dukung ekspansi kuliner halal Indonesia.
Baca juga: BPJPH kejar sertifikasi halal 14 juta pelaku usaha sampai 2029
President ICCI, Adie Miartadi mengatakan dengan adanya penjajakan kolaborasi ini pihaknya berharap bisa menjadi bagian dalam pelestarian budaya kuliner yang digagas Kementerian Ekraf.
Dengan ICCI berharap dilibatkan dalam program pelatihan dan pengembangan keterampilan untuk peningkatan sumber daya manusia dalam bidang kuliner sehingga membantu pemasaran produk, baik pasar domestik dan internasional
"Kami sudah membuat ekosistem halal food mulai dari hulu sampai ke hilir yang harapannya bisa in line dengan program-program dari Kementerian Ekonomi Kreatif. Kami juga ingin menjadi bagian perumusan kebijakan dalam mendukung pertumbuhan industri kuliner sekaligus menjadi duta kuliner halal ekraf," harap Chef Adie Miartadi.
Baca juga: UIN Yogyakarta pelopor Zona Kuliner Halal Aman dan Sehat di DIY
Public relations sekaligus celebrity chef Indonesia, Chef Muto, menambahkan bahwa sertifikat halal sangat penting untuk menjamin kehalalan produk dan meningkatkan kepercayaan publik.
"Setiap produk kuliner, baik makanan dan minuman harus ada logo maupun sertifikat halalnya. Tiap chef juga harus mengetahui bagaimana proses menciptakan kuliner menjadi halal sehingga publik bisa menikmati makanan dengan aman dan nyaman," kata Chef Muto.
Baca juga: Pekanbaru persiapkan dua zona kuliner halal, aman dan sehat
Pewarta: Sri Dewi Larasati
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.