Kemendikdasmen dorong berpikir kritis anak lewat Aksi Ilmuwan Cilik

5 days ago 8
Pengenalan sains pada anak usia dini bukan semata-mata mempelajari konten, tetapi juga menumbuhkan sikap kritis, rasa ingin tahu, ketelitian, eksplorasi, serta berpikir teratur dan sistematis melalui eksperimen yang menyenangkan

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini mendorong kemampuan berpikir kritis anak usia dini lewat program webinar bertajuk Aksi Ilmuwan Cilik.

Dalam pernyataan tertulis di Jakarta pada Rabu, webinar tersebut menjadi bagian dari Hari Anak Nasional 2025 yang bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir ilmiah pada anak usia dini melalui kegiatan bermain yang menggembirakan.

Di samping itu, kegiatan tersebut juga berupaya untuk menumbuhkan minat dan bakat anak dalam bidang Sains, Technology, Engineering, Art, Mathematics (STEAM) sehingga mendukung kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTs) anak usia dini.

"Secanggih apapun yang akan kita rancang untuk anak-anak, terutama anak PAUD, harus dipastikan sesuai dengan bakat, potensi, dan minat mereka serta perkembangan psikologis anak-anak kita," kata Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen) Kemendikdasmen Gogot Suharwoto.

Pada kesempatan itu, ia pun menekankan tiga kunci yang perlu dijadikan acuan di dalam mempraktikkan pembelajaran mendalam (deep learning), yakni pembelajaran yang menggembirakan (joyful), bermakna (meaningful), dan penuh perhatian (mindful) agar para siswa dapat belajar secara optimal sesuai dengan perkembangan psikologis dan minatnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bagaimana cara menumbuhkan kemampuan berpikir kritis pada anak-anak usia dini dengan tetap memperhatikan fitrah anak-anak yang suka bermain.

Gogot mengingatkan agar setiap kegiatan yang dirancang harus sesuai dengan bakat, potensi, minat, serta perkembangan psikologis anak-anak.

Baca juga: Komisi X nilai penjurusan IPA-IPS-Bahasa perlu dikaji secara matang

Baca juga: Mendikdasmen kembali berlakukan penjurusan IPA/IPS dukung TKA

Pada kesempatan yang sama, Direktur PAUD Kemendikdasmen Nia Nurhasanah menyampaikan anak usia dini memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan perlu terus diasah menjadi karakter hingga dewasa.

Pendekatan sains sebaiknya dilakukan melalui proses mengamati objek, mencari tahu, dan menyampaikan pendapat berdasarkan pemikiran anak yang mana perlu diterapkan dalam kegiatan pembelajaran hingga dapat menumbuhkan karakter ilmuwan cilik pada anak-anak.

Menurutnya, Ilmuwan cilik perlu dikembangkan karena dapat menanamkan pemikiran inovatif sejak dini yang dapat menjadi dasar bagi pengembangan kapasitas inovasi dan juga teknologi pada masa depan.

Hal ini dapat dilakukan dengan memperkenalkan konsep-konsep sains dan teknologi secara sederhana.

“Pengenalan sains pada anak usia dini bukan semata-mata mempelajari konten, tetapi juga menumbuhkan sikap kritis, rasa ingin tahu, ketelitian, eksplorasi, serta berpikir teratur dan sistematis melalui eksperimen yang menyenangkan," ujar Nia.

Dengan pendekatan yang menyenangkan dan berbasis eksperimen, anak-anak dibantu menjadi calon inovator yang siap berkontribusi pada kemajuan bangsa.

Program ini diharapkan tidak hanya mendukung perkembangan kognitif anak, tetapi juga membentuk karakter dan kesadaran global mereka sejak dini.

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |