Kemenbud: Kiprah Jember Fashion Carnaval sebagai fenomena budaya dunia

1 month ago 14
JFC konsisten menghadirkan karya kreatif berkualitas dan mengharumkan nama Indonesia di mata dunia

Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan (PPPK) Kementerian Kebudayaan Ahmad Mahendra menilai bahwa kiprah Jember Fashion Carnaval (JFC) sebagai fenomena budaya dunia, sehingga pihaknya memberikan apresiasi yang tinggi terhadap karnaval busana sepanjang 3,6 kilometer itu.

"JFC konsisten menghadirkan karya kreatif berkualitas dan mengharumkan nama Indonesia di mata dunia," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin.

Ia menilai JFC telah berevolusi dari sebuah ajang lokal menjadi fenomena budaya internasional yang mempertemukan kekayaan budaya masa lalu dengan inovasi masa kini.

"Ada banyak hal yang patut kita banggakan dari JFC. Dari sebuah acara lokal kini menjadi fenomena budaya internasional, JFC adalah ruang pertemuan yang mempertemukan kekayaan budaya masa lalu dengan inovasi budaya masa depan," tuturnya.

Baca juga: Karnaval busana dengan 10 defile tampil memukau di Grand JFC 2025

Menurutnya keberhasilan itu adalah buah dari kerja keras para inisiator, tim penyelenggara, dan dukungan penuh pemerintah daerah, sehingga patut memberi penghargaan setinggi-tingginya kepada almarhum Dynand Fariz yang telah membangun pondasi kuat JFC.

Tahun ini, JFC mengusung tema Evoluxion, gabungan dari kata Evolution, Luxury, dan Innovation, dengan tagline Dreamy, Evolve, Triumph. Tema itu menekankan pentingnya keberanian menghadapi perubahan zaman, berinovasi, beradaptasi, dan mengedepankan kepedulian terhadap lingkungan serta kelestarian bumi.

Sebagai suguhan utama, JFC 2025 menampilkan sepuluh parade (defile) memukau yakni Anatomi, Allograph, Nile Enigma, Great Wall of China, Botanica, Nias, Origami, Phinisi, Aerospace, dan Symphoni. Masing-masing defile menghadirkan perpaduan antara konsep artistik, kekayaan narasi, dan nilai budaya yang dikemas dalam karya kostum berskala dunia.

Baca juga: Wamenpar Ni Luh apresiasi JFC masuk top 10 KEN sebanyak lima kali

Bagi Ditjen PPPK, lanjutnya, JFC merupakan salah satu contoh keberhasilan kolaborasi antara masyarakat, pelaku seni, dan pemerintah daerah dalam menciptakan ruang kreatif yang inklusif yang dapat memperkuat ekosistem seni budaya. Penguatan ekosistem seni budaya sendiri menjadi mandat utama Ditjen PPPK yang mencakup seluruh rantai pemajuan kebudayaan.

“Kami berharap kolaborasi antara Kementerian Kebudayaan dan JFC terus terjalin. Ke depan, JFC dapat menjadi panggung bagi talenta terbaik Indonesia lintas bidang, mulai dari kriya, desain, fashion, seni pertunjukan, hingga musik, sekaligus menjadi pasar yang mempertemukan karya anak bangsa dengan buyer, produser, dan agensi internasional," katanya.

Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, Mahendra berharap JFC terus menjadi ikon budaya Indonesia yang tidak hanya memukau secara visual, tetapi juga menginspirasi generasi muda untuk berani berkreasi dan menjaga kelestarian budaya.

Baca juga: Penampilan Rossa, atraksi kembang api Jepang tutup Artwear JFC 2025

Baca juga: WACI JFC tampilkan warisan budaya-identitas bangsa dongkrak pariwisata

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |