Kemenag: Sekitar 6.000 siswa madrasah di Mataram tunggu layanan CKG

4 hours ago 3

Mataram (ANTARA) - Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat menyebut sekitar 6.000 siswa tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) masih menunggu layanan cek kesehatan gratis (CKG).

"Untuk tingkat MI dan MA baik negeri maupun swasta, alhamdulillah sudah terlayani CKG. Tinggal siswa MTs yang belum," kata Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Mataram H Hamdun di Mataram, Kamis.

Jumlah siswa MTs di Kota Mataram tercatat sekitar 6.000 orang yang tersebar di tiga MTs negeri dan sekitar 20-an di MTs swasta.

Sejauh ini, pihaknya belum mendapat konfirmasi dari Dinas Kesehatan alasan kenapa siswa MTs belum mendapatkan layanan CKG.

Sementara untuk data jumlah siswa dan lokasi sekolah sudah semua diserahkan ke pihak Dinas Kesehatan setempat.

"Kami berharap CKG pelajar bisa segera dilaksanakan bagi siswa MTs, untuk mendeteksi dini faktor risiko dan penyakit pada anak," katanya.

Baca juga: Dinkes: 16.719 warga Papua Barat sudah memanfaatkan CKG
Baca juga: ‎KSP: 36 juta masyarakat Indonesia manfaatkan program CKG ‎

Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Emirald Isfihan sebelumnya mengatakan pelaksanaan CKG pelajar di Mataram ditargetkan menyasar sekitar 160 ribu pelajar.

Dengan target sasaran pelajar baik tingkat SD/MI, SMP/MTs, maupun SMA/SMK/MA sekitar 160 ribu tersebut, kegiatan CKG tidak bisa dilaksanakan satu atau dua bulan tapi bisa sampai satu tahun.

"Kami tidak bisa menargetkan sebulan atau dua bulan, sebab cek kesehatan harus dilakukan minimal satu kali setahun," katanya.

Namun kendala yang dihadapi Dinkes adalah sumber daya manusia (SDM) di puskesmas. Sejak CKG pelajar di Mataram dicanangkan 19 Agustus 2025, layanan CKG dilakukan oleh petugas di 11 puskesmas se-Kota Mataram sesuai dengan wilayah kerja masing-masing.

Sementara cakupan pemeriksaan CKG pelajar, katanya, hampir sama seperti pada CKG umum yang dicanangkan bagi yang berulang tahun yakni meliputi skrining penyakit tidak menular (PTM), penyakit menular, organ mata, telinga, anemia, hipertensi, diabetes, dan potensi lainnya yang muncul karena gaya hidup.

Dengan banyaknya pemeriksaan yang dilakukan, petugas puskesmas dalam sehari belum tentu bisa menyelesaikan satu sekolah. Karena itu program CKG dilakukan secara berkelanjutan hingga tahun depan.

"Kami berharap sekolah yang belum dapat layanan CKG bisa bersabar, karena petugas di puskesmas juga terbatas," katanya.

Baca juga: Program CKG layani 159 ribu warga Kendari per 11 Oktober 2025
​​​​​​​
Baca juga: Gubernur Jateng: Gangguan kesehatan jiwa banyak ditemukan di CKG

Pewarta: Nirkomala
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |