Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) Amien Suyitno menyatakan Program PRIMA Magang Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) merupakan respons konkret untuk mengatasi tingginya angka pengangguran lulusan perguruan tinggi.
Program tersebut, menurut dia, juga sebagai respons terhadap kebutuhan zaman karena masih minimnya program di lingkungan Kemenag yang secara langsung memperkuat keterampilan non-teknis (soft skill) dan keterampilan mikro generasi muda.
"Inilah bidang yang sedang tumbuh pesat, memiliki daya saing tinggi, dan mampu menghasilkan pendapatan signifikan. Ekosistem magang dan pelatihan seperti PRIMA akan membantu generasi muda menciptakan pendapatan sampingan, sehingga tidak lagi bergantung pada satu sumber penghasilan," katanya di Jakarta, Jumat.
Amien juga menekankan pentingnya membangun ekosistem pelatihan kerja yang progresif, adaptif, dan berorientasi pada kebutuhan riil industri masa kini.
"Kita ingin anak-anak muda kita menjadi agen perubahan. Bukan hanya pencari kerja, tetapi juga pencipta nilai dan solusi. Dunia kerja masa depan menuntut fleksibilitas, integritas, dan keberanian untuk berinovasi," ujar dia.
Ke depan, lanjut dia, Kemenag akan terus mendorong digitalisasi layanan kerja dan transparansi rekrutmen untuk menciptakan iklim kerja yang adil dan kompetitif. Ia juga menekankan perlunya kerja sama dua arah antara dunia pendidikan dan dunia industri untuk saling menguatkan dan membentuk timbal balik yang sehat.
Baca juga: Kemenag luncurkan PRIMA magang PTKI siapkan mahasiswa ke dunia kerja
"Kita harus membuka jendela, terus mengamati, belajar, dan memberi pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan zaman, dengan begitu, mereka (lulusan perguruan tinggi) akan lebih siap menghadapi dunia kerja yang semakin kompetitif, sekaligus terlindungi secara hukum dan ekonomi," ucapnya.
Hingga pertengahan tahun ini, lebih dari 70 perusahaan telah menyatakan kesiapannya untuk bergabung dalam ekosistem PRIMA, membuka akses luas bagi mahasiswa dan pencari kerja untuk berkembang secara profesional.
Program PRIMA Magang dirancang dalam tiga tahapan utama, pertama, yakni pre-internship and bootcamp, meliputi pelatihan dasar seperti etos kerja, literasi digital, penggunaan AI dalam dunia kerja, serta psikotes untuk pemetaan potensi mahasiswa; kedua, magang di mitra industri di mana mahasiswa akan magang di berbagai perusahaan atau instansi, baik secara umum maupun berbasis proyek selama 2 hingga 10 bulan.
Ketiga, yakni mentorship and monitoring, yang memungkinkan setiap peserta akan dibimbing langsung oleh praktisi industri dan dosen kampus dengan sistem evaluasi digital yang transparan dan real-time.
"Kita harus membuka jendela dunia kerja seluas-luasnya. Mahasiswa PTKI harus belajar, mengamati, dan beradaptasi dengan ekosistem yang cepat berubah," ujar Amien.
Baca juga: Kemenag bentuk pusat talenta di tiap perguruan tinggi Islam
Hingga pertengahan Juni 2025, lebih dari 70 mitra industri telah mendaftar di Program PRIMA PTKI. Hingga saat ini, tersedia 1.615 posisi magang di 26 provinsi dan 328 kota/kabupaten. Sebanyak lebih dari 160 PTKI dan 350 mahasiswa telah mendaftar dalam program tersebut.
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.