Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Kemen-P2MI) meminta penjelasan Human Resources Development Service of Korea (HRDK) soal lambatnya proses penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) ke Korea Selatan.
"Menyangkut juga beberapa dinamika di masyarakat. Kita memiliki penempatan untuk program Korea dan Service 2, tapi jumlah penempatannya masih relatif kecil. Jadi masyarakat perlu penjelasan," kata Dirjen Penempatan, Ahnas, sebagaimana siaran pers Kemen-P2MI di Jakarta, Jumat.
Permintaan itu disampaikan Ahnas dalam pertemuan dengan perwakilan HRDK di Kantor BP3MI Jawa Tengah pada Rabu.
Ahnas hadir bersama Staf Khusus Menteri Bidang Penguatan Program dan Infrastruktur Pelindungan PMI, Fuad Hidayat serta Kepala BP3MI Jawa Tengah, Pujiono. Sementara itu, dari pihak Korea Selatan hadir Direktur Indonesia EPS Center, Choi Ho Yoeng dan Wakil Direktur Shin Sangjun.
Ahnas juga menyampaikan keprihatinan atas lambatnya proses penempatan PMI ke Korea Selatan, khususnya pada skema Service 2, yang telah menyebabkan penumpukan antrean sekaligus menimbulkan keresahan di masyarakat.
Menanggapi hal itu, Choi Ho Yoeng menyampaikan permohonan maaf kepada Pemerintah Indonesia dan para calon PMI yang terdampak.
"Kami mohon maaf kepada para peserta karena jumlah calon yang akan berangkat sangat banyak, maka ujian juga harus dibuka lebih banyak. Kami juga minta maaf kepada peserta yang masih menunggu jadwal karena terjadi penumpukan," kata Choi.
Ia menjelaskan bahwa situasi tersebut merupakan dampak dari perlambatan ekonomi domestik Korea Selatan, yang turut memengaruhi kapasitas serapan tenaga kerja asing.
Meski demikian, Choi mengungkapkan bahwa penyerapan PMI di Korea Selatan sejauh ini cukup tinggi dan memaksimalkan jumlah keberangkatan menjadi tantangan baginya.
"Di banyak kota, penyerapan sudah cukup tinggi. Bahkan hampir semua negara tidak bisa memenuhi kuota yang ada. Jadi yang bisa dilakukan sekarang adalah mendorong keberangkatan semaksimal mungkin," katanya.
Terkait skema Service 2, Choi menyebut bahwa masalah penumpukan tidak hanya dialami Indonesia, melainkan juga negara lain yang memiliki kerja sama serupa dengan Korea Selatan.
"Negara lain justru lebih parah. Indonesia termasuk bagus dalam proses penempatan. Kami minta maaf, tapi Indonesia masih lebih baik daripada negara lain dalam Service 2," katanya.
Menanggapi hal itu, Dirjen Ahnas berharap persoalan ini bisa segera ditangani supaya para calon PMI yang telah memenuhi persyaratan dapat segera diberangkatkan.
"KemenP2MI berkomitmen untuk terus berkoordinasi dengan pihak Korea Selatan agar hambatan ini dapat diatasi," kata Ahnas.
Baca juga: Puan dorong pembaruan kerja sama soal PMI saat terima utusan Korsel
Baca juga: Wamen P2MI bahas penempatan PMI dengan Dubes RI untuk Korsel
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.