Samarinda (ANTARA) - Perhatian utama Dinas Sosial Kalimantan Timur (Kaltim) dalam pengoperasian Sekolah Rakyat bersifat nonteknis, yakni mempersiapkan mental kemandirian siswa jenjang sekolah dasar (SD) untuk berpisah dari orang tua dalam sistem sekolah berasrama.
"Tantangan paling utama jenjang SD, karena sistem sekolah ini adalah boarding school, sehingga perhatian kami bagaimana membuat anak-anak siap untuk berpisah dari orang tua mereka," kata Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) Dinsos Kaltim Achmad Rasyidi di Samarinda, Selasa.
Baca juga: Sekolah Rakyat tahap I-C Kaltim diluncurkan pertengahan September
Menurut dia, tujuan utama dari penerapan sistem asrama ini adalah untuk membentuk karakter dan melatih kemandirian para siswa sejak usia dini, yang diyakini menjadi bekal penting bagi masa depan mereka.
Pemerintah provinsi telah merancang solusi untuk mengatasi kekhawatiran orang tua dan anak dengan menerapkan sistem pendampingan intensif, dimana satu orang wali asuh akan fokus membawahi dan menjadi pengganti orang tua bagi 10 siswa.
Melalui pendampingan yang lebih personal dan terfokus, diharapkan proses adaptasi siswa terhadap lingkungan baru yang jauh dari keluarga dapat berjalan lebih lancar dan nyaman.
Program ini menyasar anak-anak dari keluarga kurang mampu di delapan kabupaten/kota se-Kaltim, yang seluruh kebutuhan hidupnya mulai dari akomodasi, makan, hingga seragam ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah.
Baca juga: Dinsos Kaltim mantapkan operasi Sekolah Rakyat jenjang SD-SMA
Baca juga: Kaltim optimalkan pendamping kebut perekrutan murid Sekolah Rakyat
"Oleh karena itu, keberhasilan mengatasi tantangan psikologis ini menjadi kunci agar tujuan utama program, yaitu membuat siswa dapat fokus belajar untuk memutus mata rantai kemiskinan, dapat tercapai secara optimal," kata Rasyidi.
Sekolah Rakyat tahap I-C dijadwalkan memulai kegiatan perdananya melalui Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang diselenggarakan pada 30 September 2025.
Pewarta: Ahmad Rifandi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.