Jakarta (ANTARA) - Psikolog Klinis Anak dan Remaja lulusan Universitas Indonesia Gisella Tani Pratiwi, M.Psi., Psikolog mengatakan orang tua bisa menciptakan suasana asyik bersama anak selama mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di rumah akibat aksi unjuk rasa.
"Orang tua bisa mengajak anak melakukan kegiatan edukatif atau membuat kegiatan yang mengasyikkan yang mengikuti minat anak," kata Gisella saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.
Misalnya, orang tua ikut bermain gim online kesukaan anak, agar mereka tidak terpaku dengan kesibukan di dunia maya. Dalam hal ini orang tua dapat mencari referensi dari artikel atau pengalaman selama pandemi COVID-19 berlangsung.
"Orang tua bisa mengajak, bisa membuka diskusi. Kayaknya mama atau papa itu ingin ikut, ingin main sama-sama," katanya.
Anak juga bisa diajak untuk mencoba berbagai macam kesenian, seperti memasak bersama membuat menu baru, berkebun atau olahraga yang melibatkan seluruh anggota keluarga.
Bisa pula, katanya, mengajak anak membaca dan mengeksplorasi pengetahuan yang seru untuk memupuk minat baca.
Baca juga: Membatasi informasi soal demo bantu keluarga terhindar dari rasa stres
Aktivitas menarik berikutnya yakni ikut menonton film atau drama Korea yang sedang diikuti anak. Orang tua juga bisa mencoba hal baru dengan mendengarkan lagu-lagu K-pop yang digemari anak.
"Bisa kemudian mencari, mengulik tentang topik tersebut. Atau ada yang tertarik misalnya mengenai bahasa, boleh kemudian bisa les bahasa, atau bisa mengikuti aplikasi bahasa asing yang bisa menambah pemahaman mengenai bahasa itu sendiri. Jadi, dari segi sejarah sastranya, atau dari skill-nya, mempelajari bahasa asing," ucap Gisella.
Aksi unjuk rasa yang ditujukan untuk anggota DPR RI dan masih terus terjadi di beberapa wilayah Indonesia sampai dengan hari ini menyebabkan sejumlah sekolah memberlakukan kembali Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Menanggapi situasi ini, Gisella menekankan pentingnya keamanan, keselamatan dan kenyamanan anak-anak di rumah.
"Tentu saja yang harus diutamakan adalah keamanan, keselamatan dan keamanan diri kita maupun keluarga kita termasuk anak-anak," kata anggota Ikatan Psikolog Klinis (IPK) itu.
Baca juga: Psikolog sebut rehat dari ‘kebanjiran’ informasi itu wajar
Baca juga: Agar tak kewalahan di deras arus informasi
Baca juga: Jeda akses informasi bisa bantu kurangi kecemasan
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.