Kedubes AS kenang pengorbanan pelaut di Pertempuran Selat Sunda

3 hours ago 1

Jakarta (ANTARA) - Kuasa Usaha Ad Interim Kedubes AS di Jakarta, Heather Merritt mengenang pengorbanan para pelaut dan marinir yang gugur dalam Pertempuran Selat Sunda selama Perang Dunia II.

“Mari kita terus bekerja dengan mitra Indonesia dan regional untuk menjaga agar bukan hanya memori tentang mereka tetap hidup, tetapi juga perdamaian yang mereka perjuangkan,” kata Kuasa Usaha Ad Interim Kedubes AS di Jakarta, Heather Merritt dalam pernyataan resminya di Jakarta, Selasa.

Merritt hadir langsung dalam peringatan 83 tahun Pertempuran Selat Sunda bersama perwakilan Angkatan Laut Indonesia, Australia, dan Amerika Serikat, komunitas maritim, serta pemerintah.

Acara tahunan tersebut menghormati keberanian dan pengorbanan para pelaut dan marinir yang berjuang dan gugur dalam Pertempuran Selat Sunda selama Perang Dunia II, khususnya kru dari HMAS Perth I dan USS Houston (CA-30), yang kapal-kapalnya tenggelam pada 1 Maret 1942 di Teluk Banten.

“Saya juga berharap kita dapat bekerja sama untuk melestarikan warisan kapal Houston dan Perth, menemukan cara untuk melindungi situs ini sekaligus membagikan kisahnya kepada generasi mendatang,” ucap Merritt.

Sebagai bagian dari peringatan, perwakilan dari angkatan laut dan maritim ketiga negara melarungkan karangan bunga di Selat Sunda untuk menghormati para pelaut yang gugur.

Selain menghormati para patriot yang telah gugur, upacara tersebut juga memperkuat kerja sama antara Amerika Serikat, Australia, dan Indonesia dalam menjaga perdamaian dan keamanan di kawasan Indo-Pasifik.

Kerjasama tetap penting karena ketiga negara terus mengatasi tantangan bersama dalam keamanan maritim, stabilitas regional, dan perlindungan situs warisan seperti Teluk Banten.

Atase Angkatan Laut AS untuk Indonesia, CDR Patrick Panjeti menuturkan bahwa peringatan peristiwa sejarah tersebut bukan untuk memuliakan perang, tetapi untuk mengingat biaya perang dengan harapan dunia tidak akan pernah harus menanggung rasa sakit dan penderitaan serupa.

“Itulah mengapa kami memperingati sejarah peristiwa ini dan mengapa Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk mempertahankan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, di mana kapal dapat melintas dengan aman dan perdamaian dapat dipertahankan,” ujarnya.

Pertempuran Selat Sunda menyebabkan 696 pelaut dan marinir Amerika kehilangan nyawa setelah pertempuran sengit pada malam hari di lepas pantai Jawa.

Sebanyak 368 pelaut dan marinir Houston yang selamat dari tenggelamnya kapal terus melawan ketika ditahan di Jawa, Singapura, Myanmar, Thailand, dan Jepang, hingga perang berakhir dan 291 pelaut Houston kembali ke kampung halaman sebagai pahlawan.

Setiap tahun sejak 1945, organisasi penyintas kapal perang, USS Houston Survivors Association, yang kini menjadi USS Houston Survivors’ Association and Next Generations, berkumpul di kota Houston, Texas, untuk mengenang kapal mereka dan kru pemberani tersebut.

Baca juga: USS Houston dan HMAS Perth, kenangan cucu tentang kakeknya

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |