Surabaya (ANTARA) - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur Irjen Pol Nanang Avianto meninjau langsung proses pencarian korban tenggelamnya kapal motor penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali, Kamis.
Kapolda turut didampingi sejumlah Pejabat Utama (PJU) Polda Jatim dalam pemantauan udara menggunakan helikopter ke lokasi kejadian, yang berada di jalur pelayaran antara Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi dan Gilimanuk, Bali.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abraham Abast menyampaikan bahwa sebanyak enam unit kapal milik Direktorat Polisi Air dan Udara (Polairud) telah dikerahkan untuk mendukung proses pencarian.
“Selain itu, satu unit helikopter Polri juga dilibatkan dalam misi pencarian dari udara untuk membantu identifikasi titik-titik potensial keberadaan korban maupun puing kapal,” ujarnya.
Polda Jatim juga mengerahkan sejumlah peralatan pencarian dan penyelamatan, antara lain jaket pelampung (life jacket), drone bawah laut, tabung selam, tali pertolongan, alat navigasi bawah laut, motor bawah laut, serta dua unit perahu karet.
Sebanyak 35 personel turut diterjunkan dalam operasi ini, yang terdiri atas tim penyelam, operator drone bawah laut, serta personel gabungan SAR lainnya.
“Mereka bekerja dalam koordinasi ketat bersama Basarnas dan pihak terkait lainnya,” kata Kombes Pol Jules.
Upaya pencarian korban KM Tunu Pratama Jaya masih terus dilakukan secara intensif meski menghadapi tantangan berupa cuaca buruk dan arus laut yang kuat.
Hingga Kamis proses evakuasi masih berlangsung dan pihak kepolisian menegaskan komitmennya untuk melanjutkan pencarian hingga seluruh korban ditemukan.
Polda Jatim juga mengimbau masyarakat serta keluarga korban untuk tetap tenang dan mengikuti perkembangan informasi resmi yang disampaikan melalui kanal kepolisian.
Baca juga: BMKG Banyuwangi: Cuaca aman untuk pencarian korban kapal tenggelam
Baca juga: Polri kerahkan personel bantu evakuasi korban KMP Tunu di Selat Bali
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
