Jakarta (ANTARA) - Petenis tunggal putri Rusia Mirra Andreeva menjuarai Indian Wells Masters (BNP Paribas Open) 2025 seusai mengalahkan petenis nomor satu dunia Aryna Sabalenka 2-6, 6-4, 6-3 di partai final, Senin dini hari WIB.
Andreeva yang baru berusia 17 tahun bangkit setelah tertahan di awal untuk mengalahkan Sabalenka dan menjadi juara termuda Indian Wells sejak Serena Williams pada 1999 dan termuda ketiga dalam sejarah turnamen itu.
"Saya mencoba berlari seperti kelinci hari ini. Karena Aryna mengirimkan peluru. Sulit untuk mengikutinya," kata Andreeva di podium setelah menerima trofinya, dikutip dari laman laman resmi BNP Paribas Open di Jakarta.
Dalam pernyataannya pascaperayaan juara, Andreeva dengan berkelakar mengucapkan terima kasih kepada dirinya sendiri.
Dia juga mengapresiasi kepada timnya dan meminta maaf kepada sang pelatih Conchita Martinez karena berperilaku buruk beberapa jam menjelang final.
"Saya tahu saya, seperti yang Anda katakan, 'Anak nakal' di pagi hari itu karena saya sangat gugup. Saya minta maaf untuk itu," ujar Andreeva.
Andreeva menjadi petenis termuda yang mengalahkan petenis nomor satu dunia di final WTA sejak Maria Sharapova mengalahkan Lindsay Davenport di Tokyo pada tahun 2005.
Dia pun menjadi petenis ketiga berusia 17 tahun atau lebih muda dalam 40 tahun terakhir yang mengalahkan pemain nomor satu dunia dan nomor dua dunia dalam satu ajang WTA.
Andreeva, yang juga memenangi gelar WTA 1000 bulan lalu di Dubai, memperpanjang rekor kemenangannya saat ini menjadi 12 dengan kemenangan tersebut.
Sementara itu, Sabalenka menerima kekalahannya dan melayangkan pujian kepada Andreeva.
"Mirra, selamat atas penampilan yang luar biasa. Ini turnamen dan tenis yang hebat," tutur Sabalenka, yang dua kali menjadi runner-up di turnamen serupa lantarn kalah di final pada edisi 2023.
Di final Paribas 2025, meski terdesak sempat oleh tenis Sabalenka yang tajam, Andreeva yang cepat dan intuitif perlahan mampu keluar dari tekanan.
Sabalenka yang memulai dengan langkah awal yang baik, menggunakan semua kemampuannya untuk membingungkan Andreeva. Setelah menyelamatkan empat break point di gim ketiga, petenis berusia 26 tahun itu mulai membuat Andreeva frustrasi dan menunjukkan kekesalannya di akhir set yang berlangsung selama 34 menit.
Akan tetapi, setelah kehilangan tiga break point di set kedua, Andreeva mulai menemukan ritme. Dia melepaskan pukulan forehand yang menghasilkan poin kemenangan untuk break pertamanya dan memimpin 2-1.
Dari sana, remaja itu meningkatkan performanya. Andreeva dengan tenang menyelamatkan dua break point untuk bertahan pada kedudukan 4-2. Tak lama kemudian, ia melakukan servis untuk mengakhiri set tersebut dengan kuat dan memaksakan ke set penentuan.
Dengan mengantongi momentum, Andreeva melewati masa sulit dari tiga break servis berturut-turut untuk memimpin 2-1. Namun, pekerjaan masih jauh dari selesai. Sebuah ace dari sisi lapangan memberinya keunggulan 4-2.
Kesalahan yang dibuat Sabalenka membuat Andreeva unggul 5-3. Beberapa saat kemudian, dia kembali memaksa Sabalenka melakukan kesalahan yang membawa remaja itu untuk meraih gelar juara.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Michael Teguh Adiputra Siahaan
Copyright © ANTARA 2025