Jakarta (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta menilai Bea Cukai Bandara Internasional Soekarno-Hatta menjadi kunci kelancaran arus ekspor-impor serta menopang sistem logistik dan perdagangan nasional.
"Bea Cukai Soekarno-Hatta memegang posisi krusial bagi dunia usaha, terutama pelaku ekspor dan impor yang sangat bergantung pada kecepatan layanan, kepastian prosedur, serta kepatuhan terhadap regulasi kepabeanan," kata Ketua Umum Kadin DKI Jakarta, Diana Dewi di Jakarta, Rabu.
Diana mengatakan bea cukai Soekarno-Hatta berperan sebagai pengumpul penerimaan negara (revenue collector), memfasilitasi kegiatan perdagangan (trade facilitator), dan pelindung industrial (industrial protector) yang vital untuk mendukung keberlangsungan dan pertumbuhan bisnis internasional maupun domestik yang melewati pintu gerbang utama Indonesia.
Menurutnya, bea cukai Soetta bukan sekadar administrator kepabeanan, tetapi simpul strategis dan fasilitator perdagangan, baik domestik maupun ke mancanegara (ekspor-impor).
"Setiap perbaikan layanan di sini akan terasa langsung oleh dunia usaha dan ekosistem logistik nasional," ucapnya.
Baca juga: Kadin DKI ingatkan dampak ekonomi akibat kerusakan lingkungan
Kadin DKI mencatat meningkatnya volume perdagangan internasional, dinamika regulasi global, serta tuntutan efisiensi biaya dan waktu menjadi tantangan nyata dalam pelayanan kepabeanan di bandara utama nasional tersebut.
Oleh karena itu, penguatan sistem, konsistensi kebijakan, serta kolaborasi aktif antara pemerintah dan pelaku usaha menjadi kunci untuk menjaga kelancaran arus barang.
Sejalan dengan hal tersebut, Wakil Ketua Umum Kadin DKI Bidang Transportasi, Logistik, dan Kepelabuhanan Adrian Dwitomo menegaskan bahwa peran bea cukai tidak dapat dipandang hanya melakukan fungsi administratif semata.
"Bea cukai adalah instrumen negara dalam menjaga kedaulatan ekonomi. Tantangan kinerja harus dijawab melalui perbaikan sistem, digitalisasi layanan, dan sinergi dengan dunia usaha, bukan dengan mengalihkan fungsi strategis kepada pihak lain," ucap Adrian.
Menurut dia, ada banyak pekerjaan rumah yang perlu dilakoni Bea Cukai Soetta mulai dari fasilitator perdagangan, perlindungan industri, membenahi fasilitas kepabeanan, mendukung peningkatan iklim investasi, mengoptimalkan penerimaan negara, dan mengedukasi masyarakat serta pelaku usaha terkait peraturan kepabeanan.
Kadin DKI Jakarta menegaskan komitmennya untuk terus bersinergi dengan bea cukai dan pemerintah, baik melalui dialog kebijakan maupun masukan konstruktif dari pelaku usaha.
Baca juga: Kadin DKI gandeng Bank Jakarta permudah UMKM dapatkan permodalan
Langkah ini diharapkan mampu mendorong terciptanya layanan kepabeanan yang semakin efisien, transparan, dan berdaya saing, sekaligus memperkuat posisi Jakarta sebagai hubungan perdagangan dan logistik nasional.
"Logistik yang kuat lahir dari kolaborasi, bukan saling menyalahkan. Ketika Bea Cukai kuat dan didukung dunia usaha, maka ekonomi nasional akan bergerak lebih cepat," kata Adrian.
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































