Jepang tawari AS kerjasama unsur tanah jarang demi pengurangan tarif

3 months ago 17

Istanbul (ANTARA) - Jepang berencana menawarkan paket kerja sama kepada AS yang difokuskan pada unsur tanah jarang dan gas alam cair (LNG) selama pembicaraan tarif yang sedang berlangsung, Nikkei Asia melaporkan pada Kamis.

Hal tersebut bertujuan untuk memperkuat rantai pasokan yang terdampak oleh meningkatnya ketegangan antara Washington dan Beijing.

China telah membatasi ekspor tujuh unsur tanah jarang utama dan menangguhkan pembelian LNG dari AS sehingga Jepang berharap dengan membantu mengatasi gangguan tersebut negara itu dapat memperoleh kelonggaran (pengurangan atau penghapusan) tarif dari Amerika.

Menangani hal tersebut, Jepang telah mengirimkan negosiator tarif utama mereka yaitu Menteri Revitalisasi Ekonomi Ryosei Akazawa ke Washington pada Kamis untuk pembicaraan putaran kelima mengenai kebijakan tarif yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump, menurut Jiji Press.

"Kami akan terus mendesak Amerika Serikat untuk meninjau serangkaian tindakan tarif," kata Akazawa sebelum meninggalkan Tokyo.

Ia dijadwalkan untuk menghabiskan empat hari di AS, menandai minggu ketiga perjalanannya berturut-turut ke negara tersebut.

Perjalanan tersebut ditujukan untuk mempercepat diskusi menjelang kemungkinan pertemuan antara Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba dan Trump di sela-sela KTT Kelompok Tujuh (G7) di Kanada pada pertengahan Juni.

Akazawa mengatakan pengaturan masih diselesaikan terkait pertemuannya selama putaran pembicaraan ini.

Jepang telah meminta Amerika Serikat untuk mencabut bea masuk impor mobil sebesar 25 persen.

Namun, meskipun tarif timbal balik sebesar 24 persen telah ditangguhkan, Amerika Serikat masih memberlakukan tarif dasar sebesar 10 persen bersama dengan bea tambahan terhadap baja dan aluminium.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Investor besar tinggalkan pasar AS di tengah perang dagang

Baca juga: China tuduh AS melanggar kesepakatan tarif perundingan Jenewa

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |