Jakarta (ANTARA) - Gadis berusia sembilan tahun dari Thamrassery, distrik Kozhikode, Kerala, India, dilaporkan meninggal dunia karena Naegleria fowleri, atau yang biasa disebut “amoeba pemakan otak” penyebab infeksi otak meningoensefalitis amuba primer (PAM).
Ditulis laman Times Of India, Sabtu (20/9), para pejabat mengatakan ini adalah kasus infeksi keempat yang dilaporkan di distrik tersebut tahun ini, selain juga menewaskan bayi berusia tiga bulan dan seorang lainnya sedang menjalani perawatan untuk penyakit yang sama.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan Naegleria fowleri adalah amuba hidup bebas yang ditemukan di air tawar hangat dan tanah. Bakteri ini masuk ke dalam hidung saat seseorang berenang atau mandi diperairan yang terkontaminasi seperti danau, kolam, dan lainnya.
Faktor risiko infeksi amuba pemakan otak meliputi paparan air tawar saat berenang, atau saat menggunakan air keran untuk membersihkan hidung, yang bisa langsung menyerang otak melalui saraf penciuman, menghancurkan jaringan otak dan menyebabkan pembengkakan.
Baca juga: Warga Israel tewas akibat terinfeksi penyakit "amuba pemakan otak"
“Manusia tidak dapat terinfeksi N. fowleri dari air minum yang terkontaminasi amuba, Manusia juga tidak menularkan amuba atau PAM kepada orang lain,” menurut CDC.
Sementara itu, gejala amuba pemakan otak biasanya muncul dalam tiga hingga tujuh hari meliputi demam, sakit kepala, muntah, halusinasi, kebingungan, kejang, dan perubahan indra penciuman atau perasa.
CDC mengatakan karena gejala tidak spesifik dan perkembangannya berlangsung cepat, kematian biasanya terjadi dalam lima hari atau 1-18 hari sejak gejala muncul.
Pakar kesehatan masyarakat setempat mengatakan peningkatan kasus yang dilaporkan terkait dengan peningkatan pengujian untuk sindrom ensefalitis akut, serta faktor lingkungan seperti polusi dan perubahan iklim. Departemen kesehatan Kerala telah memperkenalkan protokol perawatan khusus dan prosedur operasi untuk menangani kasus yang diduga.
Agar terhindar dari penyakit ini pihak berwenang Kerala menyarankan untuk menghindari berenang di air tawar hangat yang tergenang, terutama setelah hujan deras karena dapat membahayakan. Saat membersihkan hidung atau untuk irigasi hidung sebaiknya menggunakan air bersih yang telah disaring atau disterilkan.
Baca juga: KKM keluarkan sejumlah saran untuk cegah infeksi amuba pemakan otak
Baca juga: Studi ungkap bagaimana bakteri kolera lolos dari pemangsa di air
Baca juga: Ketahuilah sudut paling berkuman di dapur Anda
Penerjemah: Fitra Ashari
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.