Minggu pagi, kualitas udara Jakarta 10 besar terburuk di dunia

1 hour ago 2

Jakarta (ANTARA) - Kualitas udara di Jakarta pada Minggu pagi ini menduduki posisi 10 besar sebagai kota dengan udara terburuk di dunia dan masuk kategori udara tak sehat.

Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 05.55 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di posisi kesembilan terburuk di dunia dengan angka 147 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Polusi udara Jakarta yakni PM2,5 dan nilai konsentrasi 54 mikrogram per meter kubik. Angka ini memiliki penjelasan tingkat kualitas udaranya tidak sehat bagi kelompok sensitif, karena dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.

Sedangkan kategori sedang, berarti tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100.

Lalu, kategori baik yakni tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 0-50.

Baca juga: Jalan Fatmawati-TB Simatupang disemprot kabut untuk tekan polusi udara

Kemudian, kategori sangat tidak sehat dengan rentang PM2,5 sebesar 200-299 atau kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar.

Terakhir, berbahaya (300-500) atau secara umum kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi.

Kota dengan kualitas udara terburuk urutan pertama yaitu Kota Lahore, Pakistan yang berada di angka 183, urutan kedua Kinshasa di angka 180, ketiga Kampala, Uganda di angka 178, urutan keempat Kolkata, India di angka 165.

Lalu urutan kelima Dhaka, Bangladesh di angka 158, urutan keenam Kuwait City, Kuwait si angka 152, urutan kedelapan Baghdad, Iraq di angka 147, urutan kesepuluh Doha, Qatar di angka 127.

Namun demikian, masyarakat tetap direkomendasikan untuk selalu mengenakan masker saat di luar ruangan, menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor dan menyalakan penyaring udara.

Baca juga: Pakailah masker, kualitas udara DKI pada Sabtu tidak sehat

Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menyemprotkan 4.000 liter air berbentuk kabut (water mist) di sejumlah lokasi strategis di Ibu Kota untuk menekan polusi udara, sekaligus bagian dari rangkaian pra-kegiatan "Jakarta Eco Future Fest (JEFF) 2025".

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto di Jakarta, Kamis (18/9) menyebutkan penyemprotan dilakukan di kawasan padat aktivitas seperti Dukuh Atas, TB Simatupang, Fatmawati, Bundaran HI, MH Thamrin hingga Lapangan Banteng.

Langkah ini membantu menurunkan partikel polutan, khususnya PM2,5, sekaligus menciptakan ruang publik yang lebih sehat.

Selain penyemprotan, pihaknya juga menyiagakan "mobile videotron" yang menayangkan pesan-pesan edukasi mengenai pengendalian polusi udara.

Melalui sarana ini, masyarakat diajak lebih sadar melakukan langkah sederhana, seperti rutin uji emisi kendaraan dan beralih ke transportasi umum.

Baca juga: 4.000 liter "water mist" disemprotkan untuk tekan polusi udara Jakarta

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |