Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Jepang dikabarkan tengah meningkatkan tekanan terhadap perusahaan kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI) OpenAI agar dapat berhenti menjiplak karya seni Jepang baik dalam bentuk manga dan anime.
Dilaporkan The Verge, Rabu (15/10), kabar ini pertama kali dilaporkan oleh ITMedia dan IGN sebagai tanggapan pemerintah Jepang atas maraknya video menampilkan karakter manga dan anime hasil AI di aplikasi Sora milik OpenAI.
Setelah Sora diumumkan, dengan cepat aplikasi video sosial berbasis AI itu digunakan banyak orang dan menghasilkan materi buatan AI yang terasa meragukan.
Baca juga: Italia ultimatum pengembang ChatGPT sampai akhir April
Tekanan pemerintah Jepang ini disampaikan oleh Menteri Keamanan Ekonomi Jepang Minoru Kiuchi yang merupakan pejabat publik yang turut bertanggung jawab memimpin strategi kekayaan intelektual.
Ia berpendapat karya seni Jepang seperti anime dan manga adalah "harta karun yang tak tergantikan", sehingga Kantor Kabinet Jepang secara resmi meminta OpenAI untuk menghentikan perilaku pelanggaran hak cipta.
Dapat dibilang permintaan ini termasuk pukulan baru lainnya bagi OpenAI dalam menghadapi reaksi keras terkait kebijakan opt-out miliknya yang kini telah dihapuskan bagi pemegang hak cipta di Sora.
Baca juga: Aplikasi Sora palsu marak di App Store
Sam Altman selaku CEO OpenAI pun mengakui bahwa OpenAI memang berutang pada "karya kreatif Jepang yang luar biasa".
Selain bermasalah dengan hasil konten video AI, sebelumnya OpenAI juga pernah mengalami kecaman serupa saat generator AI untuk gambarnya diprotes oleh Studio Ghibli karena menghasilkan "tsunami" gambar AI yang terinspirasi dari gaya studio anime tersebut.
Baca juga: Aplikasi video AI Sora diunduh 627.000 kali, lampaui debut ChatGPT
Baca juga: Sam Altman ungkapkan pendekatan kontrol hak cipta baru untuk Sora
Penerjemah: Livia Kristianti
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.