Jakarta (ANTARA) - Gempa bumi merupakan salah satu fenomena alam yang memiliki dampak besar terhadap kehidupan manusia dan lingkungan. Getaran yang terjadi di permukaan bumi ini terjadi akibat pelepasan energi dari dalam bumi secara tiba-tiba, menghasilkan gelombang seismik yang menyebar ke segala arah. Untuk meningkatkan kewaspadaan dan pemahaman masyarakat, penting untuk mengetahui jenis-jenis gempa beserta penyebabnya.
Secara umum, gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya permukaan bumi akibat pelepasan energi dari bawah permukaan secara mendadak. Energi ini biasanya berasal dari pergerakan lempeng bumi, patahnya batuan di kerak bumi, hingga aktivitas vulkanik. Getaran gempa bumi dapat berlangsung dalam waktu yang sangat singkat, namun menimbulkan dampak yang signifikan.
Baca juga: BMKG sebut Gempa di Bogor dipicu aktivitas sesar Citarik
Jenis-jenis gempa bumi berdasarkan penyebabnya
1. Gempa vulkanik
Gempa ini disebabkan oleh aktivitas gunung berapi, khususnya saat terjadi pergerakan magma menuju permukaan. Getaran yang ditimbulkan biasanya terasa di sekitar wilayah gunung api. Contoh gempa vulkanik adalah gempa di Gunung Bromo, Gunung Krakatau, dan Gunung Una-Una.
2. Gempa tektonik
Gempa tektonik terjadi akibat pergeseran lapisan bumi yang disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik. Jenis gempa ini merupakan yang paling sering terjadi dan memiliki kekuatan yang sangat besar. Beberapa contoh gempa tektonik dahsyat adalah gempa Aceh 2004, Bengkulu 2007, dan Pangandaran 2006.
3. Gempa runtuhan (Terban)
Jenis gempa ini terjadi akibat runtuhnya gua-gua bawah tanah atau tanah longsor. Skalanya kecil dan hanya berdampak lokal. Meski demikian, tetap berpotensi menimbulkan korban jiwa apabila terjadi di area permukiman.
Jenis-jenis gempa bumi berdasarkan kedalamannya
1. Gempa bumi dalam
Terjadi jika pusat gempa (hiposentrum) berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi. Umumnya, gempa dalam tidak terlalu berbahaya karena energi gempa sudah melemah saat mencapai permukaan.
2. Gempa bumi menengah
Pusat gempa berada antara 60 hingga 300 km di bawah permukaan bumi. Gempa ini lebih terasa dibandingkan gempa dalam dan dapat menyebabkan kerusakan ringan.
Baca juga: BNPB sebut 35 rumah rusak, dan satu luka ringan akibat gempa di Bogor
3. Gempa bumi dangkal
Memiliki hiposentrum kurang dari 60 km. Jenis ini paling berbahaya karena gelombangnya kuat dan cepat sampai ke permukaan. Gempa dangkal sering kali menyebabkan kerusakan parah pada bangunan dan infrastruktur.
Penyebab terjadinya gempa bumi
Sebagian besar gempa bumi disebabkan oleh aktivitas alam, seperti:
- Pergerakan lempeng tektonik
Tekanan dari lempeng yang saling bertabrakan atau bergerak saling menjauh akan menghasilkan energi. Ketika energi tersebut dilepaskan, terjadilah gempa.
- Aktivitas gunung berapi
Pergerakan magma di dalam gunung berapi dapat menyebabkan tekanan dan getaran yang memicu gempa vulkanik.
- Aktivitas manusia (Seismisitas terinduksi)
Beberapa gempa kecil terjadi akibat kegiatan manusia, seperti peledakan bahan peledak (uji coba nuklir), pembangunan bendungan raksasa, atau pengeboran panas bumi.
Memahami jenis-jenis gempa dan penyebabnya sangat penting dalam upaya mitigasi bencana. Meskipun gempa bumi tidak dapat diprediksi atau dicegah, kita tetap bisa meminimalkan dampaknya melalui kesiapsiagaan dan edukasi yang tepat. Dengan demikian, masyarakat dapat lebih waspada dan tanggap dalam menghadapi bencana alam ini.
Baca juga: Gempa 5,9 magnitudo guncang Tajikistan
Baca juga: BMKG: Aktivitas Patahan Besar Sumatera munculkan gempa kembar
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025