Jakarta (ANTARA) - Keamanan data menjadi hal krusial yang harus dijaga oleh tiap individu atau organisasi. Data adalah privasi patut dijaga kerahasiannya agar tidak disalahgunakan pihak lain.
Dengan perkembangan zaman digital yang semakin canggih, tingkat keamanan data ikut berkembang menjadi suatu teknologi yang disebut biometrik.
Teknologi biometrik menggunakan karakteristik biologis yang dimiliki setiap individu untuk mengidentifikasi dan memverifikasi identitas secara cepat dan akurat.
Jenis-jenis data biometrik
Data biometrik terdiri dari beberapa jenis, berikut jenis biometrik yang sering digunakan dalam teknologi keamanan:
1. Sidik jari (fingerprint)
Sidik jari adalah pola garis dan lengkungan unik pada ujung jari setiap orang. Karena unik dan memiliki pola yang berbeda tiap orang, sidik jari menjadi metode biometrik yang paling banyak diterapkan, seperti untuk absensi karyawan hingga akses kunci perangkat elektronik.
2. Pengenalan wajah
Jenis biometrik ini mengidentifikasi seseorang berdasarkan fitur wajah seperti jarak antar mata, bentuk hidung, dan kontur wajah.
Pengenalan wajah semakin populer berkat kemajuan kamera digital dan algoritma kecerdasan buatan yang mampu mengenali wajah, bahkan dalam kondisi pencahayaan yang rendah atau gelap.
3. Pengenalan iris mata
Iris mata memiliki pola yang sangat kompleks dan berbeda pada setiap orang. Pemindaian iris memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan sering digunakan dalam aplikasi yang memerlukan keamanan ekstra, seperti kontrol akses militer dan imigrasi.
4. Pengenalan suara
Setiap orang memiliki pola suara yang unik, seperti nada, intonasi, dan frekuensi. Teknologi pengenalan suara biasa digunakan untuk verifikasi identitas dalam layanan perbankan dan fitur asisten virtual.
Kegunaan biometrik dalam keamanan data
Biometrik dapat berperan penting dalam meningkatkan keamanan data dengan memanfaatkan ciri-ciri biologis yang melekat pada setiap orang.
Berbeda dengan metode manual seperti password yang bisa lupa, hilang, atau dicuri, namun data biometrik seperti sidik jari, wajah, atau iris mata tidak dapat dipalsukan atau disalin oleh pihak lain, sehingga dapat melindungi lebih kuat terhadap akses ilegal.
Verifikasi biometrik juga memiliki proses cepat dan efisien, sehingga saat pengguna mengakses sistem hanya perlu melakukan pemindaian biometrik, tanpa perlu membawa perangkat fisik seperti kartu atau mengingat kode sandi.
Selain itu, biometrik mengurangi risiko serangan siber seperti phishing dan brute force karena data biologis yang digunakan sangat sulit untuk di replikasi atau ditebak.
Akan tetapi, perlindungan data biometrik tetap harus dijaga dengan ketat melalui enkripsi dan lapisan keamanan lain, seperti kata sandi yang kuat agar tidak disalahgunakan.
Hal ini disebabkan apabila data biometrik bocor, konsekuensinya bisa sangat serius karena karakteristik biologis tidak dapat diubah dengan mudah seperti password atau kode sandi.
Demikian biometrik menjadi teknologi keamanan yang canggih dan efektif untuk mengidentifikasi seseorang, karena memanfaatkan ciri khas tubuh atau biologis manusia.
Di balik keunggulannya, penggunaan biometrik juga tetap perlu perlindungan privasi dan keamanan data, sehingga harus diterapkan secara legal dengan perlindungan tanggung jawab yang sah.
Baca juga: Negara di luar Indonesia telah tangguhkan Worldcoin
Baca juga: XL Axiata siap adopsi eSIM dan registrasi pelanggan berbasis biometrik
Baca juga: Calon jamaah haji Kalsel mulai buat paspor dan visa biometrik Saudi
Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025