Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur (Jaktim) meminta agar pihak sekolah dan orang tua meningkatkan pengawasan terhadap para pelajar agar tidak terlibat dalam aksi kerusuhan di sejumlah titik di ibu kota.
"Khusus kepala sekolah juga sudah kita imbau agar wanti-wanti kepada siswanya, semuanya dipastikan agar siswanya itu tidak keluar dan ikut dalam aksi rusuh di beberapa titik di Jakarta," kata Wali Kota Jakarta Timur Munjirin di Kantor Walikota Jakarta Timur, Jumat.
Dia berpesan kepada kepala sekolah dan guru agar memastikan seluruh siswa tetap berada di lingkungan sekolah selama jam pembelajaran.
"Semua harus dipastikan agar siswanya itu tidak keluar dari area sekolah dalam jam pembelajaran," ujar Munjirin.
Selain itu, dia juga meminta agar orang tua ikut berperan aktif dalam pengawasan. Menurut dia, setiap kali siswa pulang sekolah, komunikasi antara pihak sekolah dan orang tua harus berjalan dengan baik.
"Kalau sudah selesai belajar dan keluar sekolah, kami minta langsung koordinasi dengan orang tuanya agar dijemput dan dipastikan pulang ke rumah, bukan ikut kegiatan di luar," jelas Munjirin.
Baca juga: Kericuhan warga meluas hingga ke Jalan Raya Otista Jaktim
Lebih lanjut, dia meminta kepada Suku Dinas Pendidikan agar lebih memperketat pengawasan siswa di setiap sekolah se-Jakarta Timur.
"Terus saya sampaikan bahwa kita sudah imbau ke Kasudin Pendidikan lewat kepala sekolahnya agar mengetatkan siswa yang ada di sekolahan masing-masing. Pelajar yang ikut aksi rusuh akan dikenakan sanksi lewat keputusan kepala dinas pendidikan Jakarta," tegas Munjirin.
Imbauan tersebut disampaikan sebagai langkah antisipasi agar pelajar tidak terprovokasi untuk bergabung dalam aksi unjuk rasa yang kerap berujung ricuh.
Dia menilai keterlibatan pelajar dalam aksi tersebut dapat merugikan diri sendiri dan juga orang lain.
"Keselamatan pelajar harus menjadi prioritas bersama. Jangan sampai anak-anak kita terseret dalam hal-hal yang tidak bermanfaat," ucap Munjirin.
Pemkot Jaktim melibatkan seluruh unsur masyarakat untuk mencegah warga terprovokasi mengikuti aksi demonstrasi yang berujung ricuh.
Terkait kericuhan tersebut, Munjirin langsung berkoordinasi dengan camat, lurah, RT, RW, Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK), Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), dan organisasi masyarakat lainnya.
Kericuhan warga imbas demonstrasi serta tewasnya seorang pengemudi ojek online (ojol) bernama Affan Kurniawan pada Kamis (28/8) semakin meluas hingga ke Jalan Raya Otto Iskandardinata (Otista), Jakarta Timur, Jumat pagi.
Baca juga: Pemkot Jaktim libatkan semua unsur cegah warga terlibat aksi ricuh
Berdasarkan pantauan ANTARA, ratusan warga di Jatinegara, Jakarta Timur, terlibat bentrok dengan petugas kepolisian. Kericuhan semakin pecah saat polisi menembakkan gas air mata ke arah massa.
Terlihat ratusan warga yang didominasi oleh pemuda itu turut melemparkan batu dan benda lainnya ke arah petugas.
Aksi tersebut membuat arus lalu lintas di sekitar lokasi terganggu dan menyebabkan kemacetan panjang.
Pengendara roda dua maupun roda empat yang melintas terpaksa memutar balik dan mencari jalur alternatif karena ruas jalan ditutup. Bahkan, bus Transjakarta tidak dapat melintasi daerah tersebut.
Petugas kepolisian yang berjaga di lokasi langsung melakukan pengamanan dan berupaya menenangkan massa agar situasi tidak semakin memanas.
Baca juga: Demonstran lempari petugas dengan batu di Mako Brimob Kwitang
Baca juga: Anggota masih jaga ketat Mako Brimob Kwitang
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.