Kota Gaza, Palestina/Istanbul (ANTARA) - Militer Israel melanjutkan serangan mereka di Jalur Gaza pada Senin (12/5) malam setelah jeda sementara sehingga Hamas bisa membebaskan tentara berkewarganegaraan AS-Israel Edan Alexander.
Serangan itu menargetkan wilayah Al-Daraj yang kemudian mengenai Sekolah Al-Ramlah, yang dijadikan tempat pengungsian, menurut reporter Anadolu, mengutip sumber para petugas medis.
Dalam serangan berbeda di wilayah yang sama, beberapa warga Palestina terluka setelah serangan artileri Israel menghantam sebuah gedung apartemen.
Dilaporkan seorang wanita tewas dalam serangan itu, dan menyebabkan luka parah pada seorang anak.
Baca juga: WHO: 57 anak Gaza meninggal kelaparan sejak blokade Israel
Serangan bertubi-tubi tersebut kemudian meluas ke pinggiran timur Khan Younis di selatan dan bagian utara provinsi Rafah.
Eskalasi tersebut terjadi setelah Israel mendapat konfirmasi pihaknya telah mendapatkan Alexander, warga negara ganda Israel-AS, dari Komite Palang Merah Internasional di Gaza.
Dilaporkan Channel 14 pada Senin pagi, mengutip pejabat senior militer Israel yang mengatakan bahwa Israel akan melanjutkan genosida di Gaza segera setelah Alexander memasuki wilayah Israel.
Baca juga: PBB: 2,1 juta warga Gaza terancam kelaparan akibat blokade Israel
"Saat Edan Alexander berada di tanah Israel, kami akan melanjutkan serangan dan melanjutkan rencana operasional kecuali jika pimpinan politik memutuskan sebaliknya," kata pejabat tersebut.
Alexander dibebaskan setelah Hamas melakukan perundingan dengan AS yang difasilitasi Mesir dan Qatar tanpa mengikutsertakan Israel.
Hamas mengonfirmasi bahwa mereka "membebaskan prajurit berkewarganegaraan AS, Edan Alexander, setelah melakukan kontak dengan Washington sebagai bagian dari upaya gencatan senjata di Gaza."
Sumber: Anadolu
Baca juga: Guterres sambut pembebasan tawanan AS-Israel, desak gencatan senjata
Baca juga: Utusan AS sebut Israel tak punya niat hentikan agresi di Gaza
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025