Banyuwangi (ANTARA) - Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Jawa Tengah, resmi membuka kelas perkuliahan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dan pendaftaran mahasiswa baru akan dibuka mulai Mei 2025.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan dibukanya kelas pembelajaran ISI Surakarta di Banyuwangi tahun ini merupakan momentum untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM), khususnya di bidang seni dan budaya.
"Harapannya kehadiran ISI tidak hanya memfasilitasi anak-anak Banyuwangi untuk belajar tentang seni, namun juga menjadikan seni dan budaya Banyuwangi semakin berkembang sesuai dengan kemajuan zaman," katanya saat menerima kunjungan Rektor ISI Surakarta I Nyoman Sukerta di Banyuwangi, Jumat.
Bupati Ipuk juga memastikan bahwa pemkab akan memberikan dukungan penuh, dan bahkan mulai dari lokasi dan fasilitas sudah disiapkan, termasuk beberapa sarana prasarana penunjang yang dibutuhkan juga akan didukung dari APBD.
Baca juga: Pemuda dari negara-negara sahabat belajar tari Banyuwangi
Rektor ISI Surakarta Dr I Nyoman Sukerta mengemukakan, pada awal tahun ini ada dua program studi (prodi) yang ditawarkan ISI di kampus Banyuwangi, yakni etnomusikologi dan tari. Masing-masing prodi tersebut membuka kuota untuk 15 mahasiswa baru.
"Sementara dua prodi dulu, nanti setelah prosedur perizinan pendirian program studi di luar kampus utama (PSDKU) selesai, kami akan tambah lagi prodinya, misal bisa film televisi, desain komunikasi visual, dan lainnya karena di ISI Surakarta kita punya 23 prodi yang juga bisa dibuka di Banyuwangi," ujarnya.
Nyoman menyampaikan bahwa Banyuwangi memiliki kekayaan seni dan budaya yang beragam dan khas, seperti gandrung, barong, jaranan buto, trengganis, kuntulan, dan lainnya.
Baca juga: Banyuwangi sediakan ruang ekspresi seni bagi pelajar lewat festival
Ia yakin potensi besar di bidang seni budaya tersebut mampu menjadi ekosistem pendidikan yang baik.
"Banyuwangi punya warisan seni dan budaya endemik yang tidak bisa kita temukan di daerah lain. Inilah yang menarik perhatian kami untuk hadir di sini agar putra daerah Banyuwangi bisa belajar secara akademik dan ilmiah untuk pelestarian dan pengembangan warisan budaya dari leluhurnya," kata Nyoman Sukerta.
Ia menyatakan ISI Surakarta akan melibatkan seniman dan budayawan lokal Banyuwangi sebagai pengajar, selain tenaga dosen pengajar dari ISI.
Pewarta: Novi Husdinariyanto
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025