Iran sebut isu nuklir jadi satu-satunya fokus pembicaraan dengan AS

3 hours ago 2

Teheran (ANTARA) - Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Seyed Abbas Araghchi pada Rabu (5/11) mengatakan bahwa negosiasi potensial dengan Amerika Serikat (AS) hanya akan berfokus pada isu nuklir Teheran, demikian menurut kantor berita resmi Iran, IRNA.

Araghchi menyampaikan hal tersebut kepada wartawan di sela-sela rapat kabinet sembari menguraikan posisi Iran terkait isu-isu yang akan dibahas dalam pembicaraan yang mungkin akan dilakukan dengan AS di masa depan.

Dalam beberapa bulan terakhir, AS telah berulang kali mendesak Iran untuk menghentikan pengayaan uranium dan membatasi program rudalnya. Iran menolak tuntutan-tuntutan AS tersebut, seraya menyebut bahwa kedua isu itu tidak dapat dinegosiasikan.

"Posisi kami selalu jelas: jika ada negosiasi yang dimulai, maka negosiasi itu hanya akan mengenai isu nuklir," tutur Araghchi.

Dalam sebuah wawancara terbaru dengan media Qatar Al Jazeera, Araghchi mengatakan bahwa Teheran tidak tertarik untuk melakukan negosiasi langsung dengan Washington, namun kesepakatan dapat dicapai melalui pembicaraan tidak langsung.

Araghchi menyuarakan kesiapan Iran untuk menggelar negosiasi guna mengatasi kekhawatiran terkait program nuklirnya.

Araghchi menambahkan bahwa ada kemungkinan untuk mencapai kesepakatan yang adil, tetapi Washington telah menetapkan syarat-syarat yang "tidak dapat diterima." Menlu Iran itu menyampaikan bahwa Iran tidak akan bernegosiasi terkait program rudalnya dan tidak akan menghentikan pengayaan uranium.

Iran dan AS telah mengadakan lima putaran pembicaraan tidak langsung mengenai program nuklir Teheran dan pencabutan sanksi AS. Kedua pihak juga sempat akan mengadakan pembicaraan tidak langsung keenam saat Israel menyerang Iran pada 13 Juni. Serangan Israel tersebut menargetkan sejumlah lokasi di Iran, termasuk fasilitas nuklir dan militer, serta menewaskan sejumlah komandan senior, ilmuwan nuklir, dan warga sipil.

Pada 22 Juni, pasukan AS mengebom tiga fasilitas nuklir Iran di Natanz, Fordow, dan Isfahan.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |