Jakarta (ANTARA) - Perusahaan teknologi Intel mengonfirmasi rencana restrukturisasi, termasuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam jumlah yang belum ditentukan, dimulai pada kuartal kedua tahun ini dan akan berlangsung dalam beberapa bulan ke depan.
Dalam sebuah memo, CEO Intel Lip-Bu Tan tidak merinci skala pengurangan tenaga kerja ini, namun menegaskan bahwa langkah tersebut bertujuan untuk memangkas "birokrasi yang tidak perlu" dan merampingkan lapisan manajemen menengah, sebagaimana dilansir dari Engadget pada Senin.
“Saya percaya bahwa pemimpin terbaik adalah mereka yang mencapai hasil maksimal dengan jumlah orang seminimal mungkin. Kami akan menerapkan pola pikir ini di seluruh perusahaan, termasuk memberi kewenangan lebih kepada talenta terbaik kami untuk mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas prioritas utama,” kata Tan.
Dilaporkan sekitar 20 persen dari 108.900 karyawan perusahaan bisa terkena dampak dari restrukturisasi ini.
Baca juga: Intel dan TSMC bersiap buat "joint venture" untuk buat chip
Baca juga: IBM Cloud akan tawarkan chip AI Gaudi 3 Intel tahun depan
Sebelumnya, Intel telah beberapa kali melakukan pemangkasan tenaga kerja dalam beberapa tahun terakhir. Pada Agustus lalu, perusahaan mengumumkan PHK kepada lebih dari 15.000 pekerjaan sebagai upaya penghematan biaya.
Penurunan penjualan yang terjadi, sebagian besar karena keterlambatan Intel dalam mengikuti tren industri yang mengadopsi kecerdasan buatan (AI), menjadi salah satu penyebab utama restrukturisasi ini.
Ke depan, AI akan menjadi fokus utama Intel. Dalam laporan kepada investor, Tan menegaskan bahwa perusahaan akan membangun produk-produk kompetitif yang memenuhi kebutuhan era baru komputasi berbasis agen AI dan model penalaran (reasoning).
"Kami mengambil pendekatan holistik untuk mendefinisikan ulang portofolio kami agar produk-produk kami optimal untuk beban kerja AI yang baru dan berkembang," ujar Tan.
Baca juga: Lakukan perubahan fundamental, Intel akan pangkas 15.000 karyawan
Tan juga ingin mempercepat inovasi dengan mengubah Intel menjadi perusahaan yang berpusat pada rekayasa teknik. Ia menargetkan untuk mengurangi proses birokrasi yang membebani produktivitas tenaga ahli perusahaan, serta memangkas biaya operasional sebesar 1,5 miliar dolar AS dalam dua tahun ke depan.
Biaya yang dihemat akan dialihkan untuk investasi pada tenaga ahli dan peta jalan teknologi perusahaan.
Sebagai bagian dari efisiensi, Tan meminta para manajer mengurangi jumlah rapat yang tidak perlu dan membatasi peserta rapat. Intel juga memperluas kebijakan kembali ke kantor dengan mewajibkan karyawan bekerja di kantor empat hari dalam seminggu, naik dari sebelumnya tiga hari, mulai September mendatang.
Dalam visinya, Tan berharap bisa mengembalikan kejayaan Intel.
"Intel pernah dikenal sebagai perusahaan paling inovatif di dunia. Tidak ada alasan kita tidak bisa kembali ke sana, selama kita berani melakukan perubahan yang diperlukan," imbuhnya.
Baca juga: Intel akan PHK karyawan karena pasar komputer melemah
Baca juga: Intel bentuk perusahaan perangkat lunak AI didukung DigitalBridge
Penerjemah: Farhan Arda Nugraha
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2025