Inovasi kerang belah UMKM Kasemen sulap limbah pesisir menjadi rupiah

1 month ago 13
Produk kami dinilai bagus, lalu kami didaftarkan untuk ikut sebuah pameran tingkat kota untuk pertama kalinya. Sejak saat itu kami mulai dikenal dan mendapat banyak pelatihan.

Serang (ANTARA) - Di tengah hiruk pikuk kawasan pesisir Kasemen, Kota Serang, Banten, sekelompok perajin tangan terampil berhasil mengubah limbah cangkang kerang yang semula tak bernilai menjadi produk kerajinan dengan nilai ekonomi tinggi.

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Yono (50), di Serang, Minggu, mengatakan perjalanan usaha ini dimulai pada 2013, saat mereka masih mengolah kerang secara utuh (kerang putuh), seperti kerang hijau dan kerang dara.

Sebuah momen pencerahan datang ketika mereka mencoba menggunakan mesin untuk membelah cangkang kerang.

"Kami iseng mencoba membelah kerang, dan ternyata bagian dalamnya sangat indah, polanya seperti bunga," ujarnya pula.

Penemuan tak disengaja itu kemudian dikembangkan lebih lanjut. Ia, yang memiliki keahlian dalam mengolah fiberglass, menggabungkan material tersebut dengan potongan-potongan cangkang kerang belah.

Hasilnya adalah produk yang lebih modern dan kokoh, seperti lampu hias, kotak tisu, dan beragam aksesoris unik yang menjadi ciri khas mereka.

Potensi besar kerajinan ini mulai terendus pihak luar pada tahun 2014, ketika seorang pegawai dinas setempat berkunjung dan terkesan dengan hasil karya mereka.

"Produk kami dinilai bagus, lalu kami didaftarkan untuk ikut sebuah pameran tingkat kota untuk pertama kalinya. Sejak saat itu kami mulai dikenal dan mendapat banyak pelatihan," ujarnya lagi.

Kini, usaha yang dirintis dari nol tersebut telah berkembang dan mampu memberdayakan 10 orang warga sekitar. Kelompok kerja ini memiliki pembagian tugas yang terstruktur, mulai dari proses pencucian kerang, pencetakan, hingga penyelesaian akhir.

Istrinya fokus pada desain dan motif, sementara ia bertanggung jawab pada pembuatan kerangka atau media dasar produk. Bahan baku utama didapat dari para nelayan di pesisir Banten dengan harga bervariasi, mulai dari Rp1.500 per kilogram untuk kerang mentah yang masih kotor, hingga Rp20.000 per kilogram untuk jenis kerang berkualitas yang siap olah.

Kerang mentah harus melalui proses panjang, mulai dari penjemuran, pencucian, hingga pembersihan dengan cairan kimia HCl untuk menjamin kebersihan dan menghilangkan bau.

Dalam proses perakitan, para perajin tidak hanya mengandalkan lem biasa.

"Kunci utamanya adalah penguasaan teknik resin. Setelah semua kerang ditempel, kami melapisi seluruh permukaan dengan resin agar menyatu kuat dan mengkilap," katanya lagi.

Sebuah produk rumit bisa memakan waktu seharian penuh, namun jika medianya sudah siap, mereka bisa menghasilkan 2-3 produk sehari. Harga jual produk sangat beragam, disesuaikan dengan tingkat kerumitan dan ukuran.

Produk termurah, seperti gantungan kunci atau bros dijual seharga Rp5.000, sementara lampu hias yang menjadi primadona bisa mencapai harga Rp200.000 hingga Rp700.000 per buah.

Meski pemasaran terjauh saat ini telah mencapai kota-kota seperti Bandung dan beberapa wilayah di Sumatera, pengiriman tersebut sebagian besar masih melalui pameran atau dititipkan pada dinas terkait.

Tantangan terbesar mereka saat ini adalah pasokan bahan baku yang bersifat musiman, sehingga mereka harus pintar mengelola stok untuk memenuhi pesanan di masa mendatang.

Baca juga: Perajin kerang mutiara harapkan bantuan modal pemerintah

Baca juga: Lampu kerang cantik karya perajin Cirebon

Pewarta: Desi Purnama Sari
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |