Ini alasan kecerdasan emosional (EQ) penting dalam berkarier

4 weeks ago 10

Jakarta (ANTARA) - Di dunia kerja, keahlian teknis dan pengalaman memang penting. Tapi coba perhatikan ada orang-orang yang mudah akrab dengan rekan kerja, tetap tenang saat menghadapi tekanan, atau bisa memahami orang lain tanpa perlu banyak bicara. Besar kemungkinan, mereka punya satu hal yang sama yaitu kecerdasan emosional (EQ) yang tinggi.

Sering kali, kemampuan ini luput dari perhatian. Padahal, EQ bisa jadi penentu bagaimana seseorang dihargai, bertumbuh, dan sukses dalam lingkungan kerja. Emotional intelligent bukan hanya soal perasaan, melainkan tentang cara bagaimana seseorang mampu memahami, mengelola, dan merespons emosi baik milik sendiri maupun orang lain.

Apa itu kecerdasan emosional?

Secara sederhana, kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali, memahami, dan mengelola emosi diri sendiri sekaligus menyadari dan merespons emosi orang lain. Dengan EQ yang baik, seseorang bisa membangun komunikasi yang efektif, memperkuat hubungan, dan membuat keputusan dengan lebih bijak.

Baca juga: Sembilan cara tingkatkan kecerdasan emosi

Komponen utama kecerdasan emosional

Kecerdasan emosional menurut Daniel Goleman (2017) adalah kemampuan mengelola emosi melalui lima aspek utama:

1. Kesadaran diri (self-awareness)

Kesadaran diri membuat kita bisa merespons situasi dengan tenang, bukan reaktif. Saat sadar akan emosi sendiri, kita jadi lebih paham dampaknya terhadap sikap atau keputusan yang diambil.

Contoh:

Misalnya, saat mendapat kritik, alih-alih langsung tersinggung, kita bisa melihatnya sebagai masukan untuk berkembang. Atau saat tahu bahwa tekanan deadline memicu stres, kita bisa menyiapkan strategi supaya tetap produktif tanpa kehilangan kendali.

2. Pengelolaan diri (self-regulation)

Ini adalah kemampuan mengendalikan emosi, terutama di situasi sulit. Orang yang bisa mengelola diri cenderung lebih tenang, fleksibel, dan tidak gampang meledak saat menghadapi tekanan.

Contoh:

Saat target kerja tiba-tiba berubah, kita tetap bisa menyesuaikan tanpa panik. Atau saat terlibat dalam konflik, kita tetap menyampaikan pendapat dengan tenang, bukan dengan amarah.

3. Empati (empathy)

Inti dari komponen ini adalah empati. Orang dengan kesadaran sosial tinggi bisa membaca suasana, memahami perasaan orang lain, dan menyesuaikan respons dengan tepat.

Contoh:

Di lingkungan kerja, misalnya, kita bisa menyadari bahwa rekan sedang cemas meskipun tidak diungkapkan secara langsung. Atau saat bekerja dengan tim dari latar belakang berbeda, kita bisa menghargai perbedaan budaya dan menyesuaikan gaya komunikasi agar tetap nyambung.

Baca juga: Kiat kembangkan kecerdasan emosional pada anak

4. Keterampilan sosial (social skills)

Kecerdasan emosional juga berkaitan erat dengan kemampuan membangun dan menjaga hubungan profesional. Ini termasuk berkomunikasi dengan jelas, menyelesaikan konflik, memberi dukungan, dan menjadi pemimpin yang bisa dipercaya.

Contoh:

Misalnya, Anda bisa menyampaikan ide dengan jelas dan tetap terbuka pada masukan saat diskusi tim. Atau ketika terjadi kesalahpahaman, Anda bisa membantu menyelesaikannya dengan cara yang menjaga hubungan tetap positif.

5. Motivasi diri (intrinsic motivation)

Motivasi diri membuat Anda tetap bersemangat bahkan tanpa dorongan dari luar.

Contoh:

Anda tetap antusias menyelesaikan tugas meski tidak sedang diawasi karena merasa puas jika bisa memberikan hasil terbaik. Atau Anda tetap gigih mencari solusi saat proyek sempat menemui jalan buntu, karena tahu tujuan akhirnya sepadan dengan usaha.

Mengapa EQ penting di tempat kerja?

Karyawan dengan EQ tinggi biasanya lebih tangguh saat menghadapi tekanan, lebih terbuka terhadap perubahan, dan mampu menyelesaikan masalah interpersonal dengan cara yang dewasa. Mereka juga biasanya lebih disukai rekan kerja dan lebih mudah dipromosikan ke posisi kepemimpinan.

Lebih dari itu, kecerdasan emosional membuat kita jadi versi terbaik dari diri sendiri. Kita belajar untuk tidak reaktif, lebih sadar atas dampak tindakan, dan punya kepekaan sosial yang kuat. Semua ini memberi pengaruh besar terhadap atmosfer kerja dan perkembangan karier dalam jangka panjang.

Baca juga: Melatih kreativitas dan kecerdasan emosional anak saat pandemi

Baca juga: Bupati: Pendidikan harus ciptakan kecerdasan intelektual dan emosional

Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |