Jakarta (ANTARA) - Selama bulan Ramadhan dan kesibukan menjalankan puasa, ternyata tanpa kita disadari bahwa waktu tidur mempengaruhi kualitas pahala dalam beribadah.
Hal ini berdasarkan syariat Islam dengan petunjuk dari Rasulullah SAW mengenai waktu-waktu tertentu yang sebaiknya dihindari untuk tidur, terutama saat berpuasa.
Kapan saja waktu tersebut? Ini lima waktu tidur yang dilarang oleh Rasulullah SAW dan dampaknya terhadap kualitas pahala ibadah hingga kesehatan tubuh.
Baca juga: Puasa Ramadhan tapi tidak shalat, apa hukumnya?
1. Tidur di pagi hari
Salah satu waktu yang dilarang untuk tidur adalah di pagi hari atau umumnya setelah shalat Subuh.
Pagi hari adalah waktu yang penuh dengan keberkahan, datangnya rezeki, dan kesempatan untuk beraktivitas. Sehingga, sangat disayangkan jika kita tertidur pada waktu ini
Bahkan pada waktu pagi hari atau shalat Subuh adalah waktu malaikat turun ke bumi untuk menjalankan tugas dari Allah SWT, yakni mencatat segala amalan yang dilakukan oleh seorang hamba-Nya.
Menurut hadis dari Abu Hurairah, Rasullullah SAW pernah bersabda.
"Di tengah-tengah kalian ada Malaikat yang silih berganti bertugas mengiringi kalian di waktu malam dan siang hari. Mereka bertemu ketika waktu Ashar dan waktu Subuh."
Tidur di waktu ini tidak hanya menghilangkan keberkahan dan produktivitas, tetapi juga dapat berdampak buruk pada kesehatan, seperti meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan penyakit jantung. Lalu, tubuh akan terasa lemas, sulit konsentrasi, hingga mudah lupa.
Baca juga: Hukum puasa Ramadhan dalam keadaan junub seharian, apakah sah?
2. Tidur di sore hari
Tidur di sore hari atau setelah shalat Ashar hingga menjelang Maghrib, juga dilarang dan sebaiknya dihindari. Seperti penjelasan hadis sebelumnya, waktu Ashar adalah saat malaikat turun ke bumi.
Banyak orang merasa mengantuk dan memilih untuk tidur pada waktu ini, padahal tidur sore juga dapat menyebabkan gangguan pada pikiran dan jiwa.
Dalam sebuah hadis, disebutkan bahwa tidur setelah Ashar dapat mengurangi daya aktif akal seseorang.
"Barang siapa tidur setelah waktu ashar, lalu hilang akalnya, maka jangan pernah salahkan kecuali pada dirinya sendiri" (HR Ad-Dailami).
Oleh karena itu, sebaiknya waktu ini dimanfaatkan untuk beribadah, seperti membaca Al-Quran, berdzikir, atau kegiatan produktif lainnya sambil menunggu waktu berbuka puasa.
Baca juga: 10 ide ngabuburit seru dan produktif
3. Tidur sebelum shalat Isya
Tidur sebelum shalat Isya merupakan kebiasaan yang sering dilakukan setelah melaksanakan shalat Magrib, hal ini pun Rasulullah SAW melarangnya.
Tidur pada waktu ini dapat membuat seseorang kehilangan kesempatan untuk melaksanakan shalat Isya, bahkan berjamaah yang memiliki pahala besar.
"Sesungguhnya Rasululullah tidak senang tidur sebelum shalat Isya dan berbincang-bincang setelah shalat Isya" (HR al-Bukhari).
Dari hadis ini menunjukkan pentingnya untuk tidak tidur, agar tidak melewatkan pahala ibadah shalat Isya.
Baca juga: Hukum puasa setengah hari bagi orang dewasa, apakah sah?
4. Tidur terlalu larut malam
Tidur terlalu larut malam hingga sulit bangun untuk sahur juga menjadi hal yang dilarang.
Sahur merupakan amalan sunnah yang sangat dianjurkan saat hendak berpuasa, karena terdapat keberkahan di dalamnya.
Jika seseorang tidur larut malam dan melewatkan sahur, maka ia akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keberkahan dari makanan sahur tersebut.
Rasullullah SAW tidak suka tidur terlalu larut malam setelah melaksanakan shalat Isya, sebab beliau ingin shalat malam dan shalat Subuh berjamaah.
Menurut hadis riwayat Bukhari, telah dijelaskan "Sesungguhnya Rasulullah SAW tidak senang tidur sebelum shalat Isya dan berbincang-bincang setelah shalat Isya (bergadang)”.
Baca juga: Hukum makan sahur saat Adzan Subuh berkumandang, apakah puasanya sah?
5. Tidur sepanjang hari
Meskipun tidur saat puasa dianggap sebagai ibadah dan mendapatkan pahala, bukan berarti seseorang boleh tidur sepanjang hari tanpa melakukan aktivitas lain.
Tidur terus-menerus dapat menyebabkan tubuh menjadi malas dan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pahala dari ibadah lainnya seperti membaca Al-Quran atau berdzikir.
Bahkan, orang yang tidur sepanjang hari berpotensi akan meninggalkan shalat wajib 5 waktu.
Tidur yang terlalu lama pun juga berdampak bagi kesehatan, yakni kepala akan terasa pusing berlebihan, rasa sakit pada tubuh, hingga risiko stroke.
Menjaga pola tidur selama bulan Ramadan memang sangat penting bagi kesehatan fisik dan kebugaran. Namun, dengan menghindari lima waktu tidur tersebut, dapat membantu meningkatkan kualitas pahala ibadah selama kita berpuasa.
Selain itu, menjaga tidur dengan waktu dan durasi yang ideal, akan membantu menjaga kesehatan tubuh dan terhindar dari penyakit yang tanpa kita sadari sangat berbahaya.
Baca juga: Benarkah muntah bisa membatalkan puasa? Ini penjelasannya
Baca juga: Syarat sah puasa yang harus dipenuhi agar ibadah diterima
Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025