Inggris tegaskan tak akan putuskan hubungan niaga dengan China demi AS

3 days ago 7

Moskow (ANTARA) - Inggris tidak akan memutuskan hubungan ekonomi dengan China demi menormalisasi hubungan dagang dengan Amerika Serikat, demikian dilaporkan portal berita inews, mengutip sumber di pemerintahan Inggris.

Pada Rabu (16/4), surat kabar The Wall Street Journal melaporkan bahwa pemerintah AS berencana meminta komitmen dari mitra dagang untuk mengisolasi China secara ekonomi sebagai imbalan atas pengurangan tarif.

Namun, menurut laporan tersebut, Inggris menilai tidak pantas membahas pelonggaran tarif AS dan kerja sama dengan China dalam satu pembicaraan, mengingat kerajaan tetap berkomitmen untuk melanjutkan interaksi yang bersifat "pragmatis" dengan Beijing.

“Sikap dan pendekatan kami terhadap China sudah jelas,” ujar sumber pemerintah Inggris seperti dikutip inews pada Rabu.

Pada 2 April, Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang menetapkan tarif timbal balik terhadap impor dari berbagai negara.

Tarif dasar ditetapkan sebesar 10 persen, dengan tarif yang lebih tinggi dikenakan terhadap 57 negara berdasarkan besarnya defisit perdagangan AS dengan masing-masing negara tersebut.

Kemudian, pada 9 April, Trump mengumumkan bahwa tarif dasar sebesar 10 persen akan diberlakukan selama 90 hari terhadap lebih dari 75 negara yang tidak melakukan aksi balasan dan telah meminta negosiasi, kecuali China.

Seiring berjalannya perang dagang, tarif AS terhadap barang-barang asal China meningkat hingga 145 persen, sementara tarif China atas produk asal Amerika mencapai 125 persen.

Sumber: Sputnik-OANA

Baca juga: Tarif AS ke China 245 persen, IHSG akan koreksi ikuti bursa global

Baca juga: Trump ingin kurangi ketergantungan terhadap mineral kritis China

Baca juga: PDB kuartal I China tumbuh 5,4 persen di tengah perang tarif

Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |