Indonesia-Uzbekistan perkuat kerja sama ilmiah di Pusat Imam Bukhari

6 hours ago 1

Jakarta (ANTARA) - Delegasi Indonesia hadir di Uzbekistan untuk mendukung riset “Legacy of Imam Bukhari” yang menghasilkan banyak komitmen penting dan menandai kontribusi Indonesia di bidang ilmu pengetahuan serta peradaban Muslim global.

Kedutaan Uzbekistan di Indonesia, melalui pernyataan resminya di Jakarta pada Minggu, menyampaikan bahwa delegasi tersebut terdiri dari 27 orang, yang mencakup akademisi periset dari Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, serta pengusaha, bankir, pensiunan, artis, dan aktivis.

Melalui lawatan ke Imam Bukhari International Scientific Research Center (IBISRC), diketahui bahwa Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar dunia belum pernah menjalin hubungan dengan IBISRS.

Beasiswa yang dikeluarkan IBSRC baru diberikan kepada Malaysia, Turki dan negara Muslim lainnya.

Direktur IBISRC, Associate Professor Dr. Shovosil Ziyodov, mengatakan bahwa pihaknya mengalami kendala keterbatasan akses dengan lembaga pendidikan di Indonesia.

Oleh karena itu, kedatangan delegasi riset “Legacy of Imam Bukhari” menandai dimulainya kerja sama IBISRC dengan Indonesia di bidang ilmu hadis, pengembangan karya tulis Imam Bukhari, serta berbagai proyek keilmuan lainnya.

Selain mengunjungi IBISRC, para delegasi juga mendatangi ke KBRI Tashkent, Universitas Islam terkemuka International Islamic Academy of Uzbekistan (IIAU), serta ke Silk Road International Tourism University untuk bertemu dengan Wakil Gubernur Samarkand, Rustam Kobilov.

Saat bertemu dengan Rustam Kobilov, delegasi tersebut berhasil menyampaikan tiga rekomendasi.

Rekomendasi pertama, empat lembaga pendidikan yakni UIN Syarif Hidayatullah, IIQ Jakarta, IIAU dan IBISRC akan menyelenggarakan Konferensi Internasional dan Riset “Legacy of Imam Bukhari for Muslim World' di Jakarta pada awal Juni 2025 dan di Komplek Imam Bukhari Center Samarkand Uzbekistan pada 25-28 Oktober 2025.

Rekomendasi kedua, pembangunan taman dan perpustakaan “Soekarno Memorial” untuk memandai sejarah penemuan dan restorasi makam Imam Bukhari oleh Presiden pertama RI Soekarno pada 1956.

Soekarno Garden yang awalnya direncanakan dibangun di Silk Road University Samarkand, dipindah ke kompleks Makam Imam Bukhari berbarengan dengan pembukaan renovasi komplek makam Imam Bukhari yang diproyeksikan menjadi komplek ziarah terbesar setara Madinah di Saudi Arabia.

Sedangkan rekomendasi ketiga adalah penggunaan Bahasa Indonesia dalam signage (penanda/marka jalan) di wilayah makam Imam Bukhari dan situs makam tokoh Islam lainnya di Uzbekistan.

“Kami sepakat dengan rekomendasi yang disampaikan delegasi UIN dan IIQ, dan setelah pertemuan ini kami akan komunikasikan dengan pihak makam Imam Bukhari di mana disana terdapat dua area taman, salah satunya jika sudah disetujui akan didedikasikan untuk menjadi Taman Soekarno,” kata Wakil Gubernur Samarkand, Rustam Kobilov.

Lebih lanjut Kobilov mengharapkan agar tanaman dan pohon asli Indonesia dapat dipamerkan di Taman Soekarno sebagai Indonesia National Heritage Garden.

“Pemakaian bahasa Indonesia dalam marka jalan juga dapat dilakukan mengingat negara China juga telah kami setujui memakai marka bahasa Mandarin" tambahnya.

Baca juga: RI dan Uzbekistan sepakat perkuat kerja sama saling menguntungkan

Baca juga: UIN-IIQ gagas kolaborasi riset internasional di Uzbekistan

Baca juga: Peneliti Unismuh- Uzbekistan kolaborasi riset pengembangan pendidikan

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |