Jakarta (ANTARA) - Indonesia membahas capaian dari kebijakan Penangkapan Ikan Terukur (PIT) hingga isu gender seperti kesetaraan hak bagi perempuan nelayan dalam forum 24th Annual Large Marine Ecosystem (LME) and Coastal Partners Conference yang berlangsung pada 14-16 Mei 2025 di Athena, Yunani.
“Pertemuan LME and Strategic Partner 2025, merupakan pertemuan kunci dari GEF Secretariat, dengan maksud membahas Portofolio GEF9, bersama dengan mitra strategis dan juga perwakilan negara undangan,” kata Tenaga Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Perlindungan Nelayan dan Awak Kapal Perikanan Mohammad Abdi Suhufan dalam jumpa pers di Jakarta, Senin.
Adapun pada forum global para pemangku kepentingan di bidang kelautan dan pesisir itu, KKP memaparkan pencapaian strategis proyek Global Environment Facilities (GEF) 6 Coastal Fishieries Initiative (CFI) Indonesia.
Proyek ini, kata Abdi, merupakan upaya kementerian untuk membuat model perikanan berbasis ekosistem yang nantinya dapat direplikasi di tingkat nasional hingga internasional.
“Proyek ini merupakan salah satu implementasi kebijakan penangkapan ikan terukur (PIT) dalam menghadapi tantangan pengelolaan perikanan berkelanjutan pada tingkat global,” kata Abdi.
Di sisi lain, Ketua Tim Pengarah (Katimja) Pemantauan di atas Kapal Perikanan Ditjen Perikanan Tangkap, Dodiet Rachmadi Slamet mengatakan KKP melalui inisiatif GEF6 memiliki dampak bagi nelayan skala kecil.
Total sebanyak 5.238 nelayan (3.522 di antaranya nelayan pria) menjadi penerima manfaat selama proyek CFI Indonesia terlaksana.
Lebih lanjut, dampak lainnya antara lain sebanyak 109 nelayan telah memiliki sertifikasi pelatihan dasar keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan 78 persen penempatan; sebanyak 58 Kelompok Usaha Bersama (KUB) telah terbentuk dengan total anggota kurang lebih 430 nelayan; dan sebanyak 150 nelayan telah terfasilitasi dan terlindungi asuransi keselamatan BPJS Ketenagakerjaan.
Selain itu, GEF6 juga berdampak bagi perempuan nelayan. Sebanyak 1.637 wanita nelayan telah menerima pemberdayaan mata pencaharian dan peningkatan kapasitas; perempuan nelayan mampu menghasilkan 1.927 produk olahan perikanan; dan total penerimaan pendapatan kelompok binaan tahun 2024 senilai Rp111,8 juta atau meningkat 193 persen dari tahun 2023 (Rp38 juta).
“Kami bantu manajemen cara bekerja perempuan nelayan dengan kelompok. Kami berharap semakin baik proses ini, sehingga tidak perlu jam kerja mereka overtime. Kita masih lakukan diversifikasi usaha dari industri hilir,” ujar Dodiet.
Baca juga: KKP: Perlindungan pekerja penangkapan ikan perlu dioptimalkan
Baca juga: KKP menargetkan bangun 100 Kampung Nelayan Merah Putih di 2025
Baca juga: KKP: Negara jaga laut Natuna Utara dari pencurian oleh kapal asing
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025