Jakarta (ANTARA) - Indonesian Business Council (IBC) menilai penguatan kerja sama bisnis antara Indonesia dan negara-negara di Asia dan Afrika dapat memitigasi dampak ketegangan perdagangan global terhadap pertumbuhan ekonomi domestik.
"Indonesia harus aktif merespons tantangan perdagangan internasional melalui diversifikasi kemitraan ekonomi. Asia dan Afrika bukan hanya pasar baru, melainkan mitra strategis dengan kedekatan sejarah, ideologi dan tujuan yang selaras dengan Indonesia," kata Ketua Dewan Pengawas IBC Arsjad Rasjid dalam pernyataan yang dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.
Hal itu disampaikan Arsjad sebelumnya dalam dialog bersama perwakilan negara-negara Asia dan Afrika sebagai peringatan 70 tahun Konferensi Asia-Afrika Bandung.
Ia mengatakan perekonomian di kawasan Asia dan Afrika memiliki potensi yang sangat besar dari sisi kontribusi pertumbuhan domestik bruto (PDB) dan laju pertumbuhan, sehingga kerja sama yang solid akan mengimbangi ketidakpastian global.
Ia juga menekankan peran Afrika sebagai mitra strategis bagi Indonesia. Kawasan ini memiliki prospek yang besar dalam hal bonus demografi serta potensi energi terbarukan yang besar.
Sedangkan, Asia telah lebih dulu mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat melalui perdagangan dan industrialisasi.
IBC meminta agar pemerintah negara-negara di Asia dan Afrika menguatkan komitmen untuk membangun tatanan dunia yang stabil, adil, dan damai sehingga perekonomian dunia dapat tumbuh dan berkembang dalam iklim kompetisi yang sehat.
IBC menggelar jamuan makan malam pada 22 April 2025 guna merefleksikan warisan Konferensi Asia- Afrika 1955 dan relevansinya di tengah perubahan tatanan global. Acara ini dihadiri oleh 60 duta besar dan perwakilan negara-negara Asia dan Afrika serta para pemimpin bisnis Asia dan Afrika.
Pelaku bisnis Indonesia menunjukkan minat dan keinginan untuk melakukan ekspansi bisnis tidak hanya di pasar Asia, tapi juga di Afrika.
"Saat ini merupakan momentum yang sangat baik karena kondisi ekonomi global memaksa pelaku bisnis untuk diversifikasi dan mencari lebih banyak mitra dagang baru," kata Arsjad.
Duta Besar India untuk RI Sandeep Chakravorty mengatakan 70 tahun sejak diselenggarakannya Konferensi Asia-Afrika (KAA), dunia telah mengalami kemajuan ekonomi dan teknologi yang signifikan. Namun saat ini dunia kembali menghadapi tantangan geopolitik. konservatisme ekonomi yang semakin kuat, dan berkurangnya kepercayaan kepada system multilateralisme.
"Pelajaran dari KAA dalam hal ini masih sangat relevan. Di era di mana dunia semakin terpolarisasi, kebutuhan akan kesatuan di antara negara-negara berkembang semakin kritikal. Sudah saatnya kita membawa semangat KAA Bandung, mendorong kolaborasi yang lebih kuat di antara negara-negara Global South," katanya.
Baca juga: IBC usul perluasan kerja sama perdagangan untuk mitigasi tarif Trump
Baca juga: IBC yakin RI bisa lakukan transformasi ekonomi wujudkan kesejahteraan
Baca juga: IBC tekankan kolaborasi konkret wujudkan kesejahteraan
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025