Hun Sen soroti peran Indonesia dalam akhiri konflik di Kamboja

4 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Ketua Senat Kamboja Hun Sen menyoroti peran besar Indonesia dalam mewujudkan perdamaian di negaranya setelah gejolak politik dan perang saudara yang berdampak hingga tingkat kawasan selama berdasawarsa.

Dalam pidato kunci yang disampaikannya dalam agenda Kuliah Kepemimpinan Sekolah Pemerintahan ERIA di Jakarta, Selasa, Hun Sen menyatakan bahwa peran Indonesia tersebut terlihat dalam Konferensi Paris untuk mencari solusi mengakhiri konflik besar di Kamboja pada dasawarsa 1970-an hingga akhir 1980-an.

“Prancis dan Indonesia, misalnya, punya peran kunci sebagai ketua bersama (co-chairs) Konferensi Paris untuk Kamboja di mana banyak sekali diskusi berlangsung di sana,” kata Hun Sen.

Menurut Ketua Senat Kamboja itu, konferensi tersebut dilaksanakan di tengah meluasnya konflik di Kamboja dan kawasan Indochina setelah jatuhnya rezim Khmer Merah (Khmer Rouge) Kamboja pimpinan Pol Pot pada 1979.

Konferensi tersebut kemudian berhasil menyepakati Kesepakatan Perdamaian untuk mewujudkan penyelesaian jalur politik secara komprehensif di Kamboja yang ditandatangani pada 23 Oktober 1991.

Hun Sen mengatakan, selain dalam Konferensi Paris, Indonesia juga sebelumnya memainkan peran menjadi tuan rumah “Jakarta Informal Meeting” pertama (JIM I) pada 1988 untuk membahas pembentukan dewan tingkat tinggi untuk unifikasi nasional usulan dirinya.

“Jakarta Informal Meeting” memberi dasar-dasar yang dibutuhkan untuk mencapai kesepakatan mengakhiri konflik dan, pada akhirnya, mewujudkan perdamaian di Kamboja, kata Hun Sen yang pernah menjadi perdana menteri Kamboja selama hampir 30 tahun itu.

Menurutnya, hal-hal tersebut menunjukkan besarnya peran negara-negara mitra sebagai juru damai di Kamboja. Terlebih, Kesepakatan Perdamaian Kamboja menjadi dasar bagi pemulihan kondisi di negara Asia Tenggara tersebut melalui UNTAC (Pemerintahan transisi PBB di Kamboja).

Namun demikian, Hun Sen memperingatkan bahwa negara-negara asing jangan sampai melakukan intervensi militer karena hanya akan menyebabkan kehancuran besar di negara yang mereka serang, sebagaimana yang dialami Kamboja di masa lalu.

Baca juga: RI yakin Kamboja perkuat upaya jaga stabilitas dan perdamaian di ASEAN

Baca juga: Sekjen ASEAN: Hun Sen berhasil ubah Kamboja menjadi negara damai

Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |