Cirebon, Jawa Barat (ANTARA) - Semangat petani menanam padi di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, langsung meningkat berkat penetapan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah Rp6.500 per kilogram serta kemudahan akses pupuk subsidi, sehingga mendorong optimisme swasembada pangan.
Rojai (50), petani sekaligus Ketua Gabungan Kelompok Tani Makmur di Desa Tegalkarang, Cirebon, mengaku pendapatan petani meningkat karena produksi membaik dan harga terjaga lewat HPP, sehingga biaya produksi tetap namun keuntungan lebih besar, membuat petani semakin bersemangat.
"Kami semangat untuk meningkatkan produksi karena pertama peralatannya tersedia, pupuknya tepat waktu sehingga mental petani juga meningkatkan usahanya itu lebih bersemangat. Kedua, didukung harga yang tinggi ada HPP," kata Rojai saat ditemui di Cirebon, Jumat.
Menurut dia, kemudahan penebusan pupuk hanya dengan KTP juga membuat proses distribusi lancar, berbeda dengan dulu yang rumit melalui kartu tani, bahkan kerap membuat petani gagal memperoleh pupuk tepat waktu.
Sedangkan untuk penyerapan gabah oleh Bulog, ia mengatakan semuanya langsung dilakukan di lokasi panen, dengan gabah kering panen (GKP) ditimbang dan dibayar melalui transfer. Itu berhasil memutus ketergantungan pada tengkulak yang dulu menentukan harga seenaknya.
"Karena dukungan pemerintah yang serius, kami juga petani itu semangatnya berubah. Ingin menciptakan produktivitas yang tinggi, kualitas yang bagus," ujar dia.
Ia juga mengaku bersyukur dukungan pemerintah meningkat signifikan, mulai dari bantuan irigasi, pompa air, traktor, hingga benih 20 kilogram per hektare yang memperkuat produktivitas petani setempat.
Petani bisa menjaga kualitas gabah secara maksimal sebelum dibeli Bulog, mulai dari proses tanam hingga panen, demi menghasilkan beras berkualitas tinggi, berkat bimbingan penyuluh dan dukungan sarana pertanian yang memadai, katanya, menambahkan.
Tidak hanya petani padi di Desa Tegalkarang yang semangatnya naik setelah pemerintah menetapkan HPP gabah Rp6.500 per kilogram dan member ikan kemudahan penebusan pupuk bersubsidi. Petani Cirebon lainnya yang berada di Desa Cengkuang, Kecamatan Palimanan juga mengaku merasakan hal sama.

Yoyon (51), Ketua Kelompok Tani Sri Rahayu di Desa Cengkuang, Kecamatan Palimanan, juga mengaku bahagia karena hasil panen kini langsung dibeli Bulog dengan harga wajar tanpa menunggu lama atau terpaksa dijual murah.
Sebelum ada program serapan gabah Bulog, menurut dia, petani kesulitan mengeringkan gabah karena tidak memiliki lahan dan gudang, sehingga harga terjun bebas ketika musim hujan dan kualitas menurun.
Sekarang, ia mengatakan setelah panen, gabah langsung diangkut Bulog dari sawah, ditimbang dan dibayar di tempat sehingga petani tidak lagi khawatir hasilnya membusuk atau terpaksa dijual kepada tengkulak.
"Dulu asal laku karena tidak ada yang mau membeli lebih tinggi. Nah, sekarang dengan adanya penetapan HPP Rp6.500 per kg dari Tim Jemput Gabah Bulog kepada kami, ini sangat membantu, kami nggak was-was lagi," kata Yoyon.
"Ini sudah menggembirakan bagi kami. Karena apa? Padinya sudah tidak tertahan di kami, di sawah. Tetapi begitu kita angkut dari sawah, ke jalan, timbang, sudah pulang bawa duit," kata Yoyon, menambahkan.
Selain itu, ia mengaku bersyukur penebusan pupuk bersubsidi menjadi lebih mudah hanya dengan menunjukkan KTP, tanpa antre panjang atau prosedur rumit. Cukup menyesuaikan jatah di sistem e-RDKK kelompok tani.
Dengan pupuk subsidi seperti NPK dan Urea, biaya yang dikeluarkan petani hanya sekitar Rp725.000 per musim tanam, jauh lebih ringan dibanding pupuk non-subsidi yang sempat dibelinya hingga Rp1,2 juta per kuintal.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman sebelumnya mengatakan ketentuan penyerapan Gabah Kering Panen (GKP) sesuai HPP Rp6.500 per kilogram (kg) merupakan keberpihakan Presiden Prabowo Subianto untuk menyejahterakan petani.
"Kebijakan menaikkan HPP gabah ini Rp6.500 per kg menjadi bentuk nyata keberpihakan Presiden kepada petani," kata Amran dalam panen raya padi serentak di 14 provinsi yang dipimpin langsung Presiden Prabowo Subianto di Majalengka, Jawa Barat, Senin (7/4).
Ia mengatakan lebih dari 100 juta petani di seluruh Indonesia merasakan manfaat langsung dari kebijakan kenaikan HPP gabah tersebut.
“Terima kasih dari petani Indonesia. Harga gabah naik Rp6.500 per kilogram. Ini adalah kebahagiaan besar bagi seluruh petani. Petani juga merasa terbantu karena distribusi pupuk kini jauh lebih mudah dan efisien,” ujar dia.
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.