Hilirisasi perikanan tingkatkan nilai tambah dan cegah eksploitasi

3 months ago 22

Jakarta (ANTARA) - Kesatuan Pelajar Pemuda dan Mahasiswa Perikanan Indonesia (KPPMPI) menekankan pentingnya hilirisasi sektor perikanan untuk meningkatkan nilai tambah dan mencegah eksploitasi berlebih di sektor tersebut.

"Penambahan nilai produk sebagai bagian dari hilirisasi sektor perikanan penting adanya. Sebagai bagian dari upaya meningkatkan nilai sekaligus mencegah eksploitasi yang berlebihan," kata Ketua KPPMPI Hendra Wiguna dalam keterangan resmi, di Jakarta, Senin.

Menurut Hendra, kendati sektor perikanan merupakan sumber daya alam yang dapat diperbarui, pemanfaatannya harus dilakukan secara bertanggungjawab.

Oleh karena itu, pemerintah perlu menyiapkan sumber daya terampil untuk mempermudah laju hilirisasi sektor perikanan.

Untuk menyukseskan hilirisasi sektor perikanan, Hendra menyebut sarana pendidikan bagi pemuda jadi salah satu kunci untuk mendukung pengembangan ekosistem tersebut.

Baca juga: KKP dorong hilirisasi rumput laut nonhidrokoloid bernilai tambah

Saat ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah memiliki lima Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) dan 11 perguruan tinggi berupa politeknik dan akademi yang merekrut sekitar 2.000 taruna setiap tahunnya.

"Namun, rasanya belum cukup mengingat potensi sumber daya perikanan yang kita miliki serta agenda hilirisasi yang dicanangkan," imbuhnya.

Di sisi lain, di tengah kebijakan efisiensi anggaran, penyiapan sumber daya unggul di sektor perikanan tidak bisa hanya mengandalkan sekolah formal.

Ia mengusulkan agar penyiapan SDM bisa dilakukan lewat mata pelajaran khusus mulai dari tingkat dasar hingga menengah.

"Utamanya bagi sekolah-sekolah yang berada di pesisir dan pulau-pulau kecil," katanya.

Baca juga: KKP inisiasi pengembangan kawasan hilirisasi hasil kelautan-perikanan

Permintaan produk perikanan di pasar global, lanjut Hendra, juga diprediksi akan terus meningkat sehingga penambahan nilai produk perikanan perlu dilakukan.

"Dengan demikian, akan ada penyerapan tenaga kerja yang signifikan terutama bagi pemuda angkatan kerja," katanya.

Tren positif
Data yang dihimpun ANTARA menyebutkan, tren pertumbuhan ekspor perikanan Indonesia selama lima tahun terakhir (2018–2023) menunjukkan kinerja yang positif dan konsisten surplus.

Berikut, rincian nilai ekspor per tahun yakni pada 2018 sebesar 4,86 miliar dolar AS, 2019 (4,94 miliar dolar AS), 2020 (5,21 miliar dolar AS), 2021 (5,72 miliar dolar AS), 2022 (6,24 miliar dolar AS) atau tertinggi dalam periode ini dan 2023 (5,63 miliar dolar AS).

Meskipun terjadi penurunan pada 2023 dibandingkan tahun sebelumnya, neraca perdagangan perikanan Indonesia tetap surplus.

Baca juga: Membangun jiwa usaha masyarakat melalui hilirisasi produk perikanan

Nilai impor perikanan selama periode ini relatif kecil, berkisar antara 0,41 hingga 0,7 miliar dolar AS per tahun, terutama untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik terhadap jenis ikan yang tidak tersedia di Indonesia, seperti makarel, salmon dan kepiting.

Tiga komoditas ekspor utama Indonesia dalam sektor perikanan pada tahun 2023 adalah: udang senilai 1,73 miliar dolar AS, tuna-tongkol-Cakalang (927,1 juta dolar AS) dan cumi-sotong-gurita (762,5 juta dolar AS).

Jadi, secara keseluruhan, meskipun terdapat fluktuasi tahunan, tren ekspor perikanan Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang positif dan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |