Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur menyoroti masalah tawuran dan perundungan (bullying) yang kerap terjadi di lingkungan sekolah saat memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025.
"Satu hal memang tentu masih ada PR (tugas) bagaimana dari hal tersebut masih juga menyisakan beberapa kejadian-kejadian yang tentu menjadi pembinaan kita terhadap anak-anak atau siswa-siswi yang memang masih perlu menjadikan perhatian," kata Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Jakarta Timur Iin Mutmainnah saat upacara memperingati Hardiknas di halaman Kantor Wali Kota Jaktim, Jumat.
Tugas tersebut mengacu ada banyaknya kasus perundungan dan kekerasan di lingkungan sekolah, serta tawuran antar pelajar.
Baca juga: Jaktim tekankan pentingnya sinergitas bangun generasi cerdas
"Tentu ini menjadi khusus karena memang kaitannya kita harus berkoordinasi tadi secara kolaboratif, termasuk juga dengan unsur empat pilar," ujar Iin.
Dalam upaya menyelesaikan permasalahan kekerasan dan perundungan, lanjut dia, pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada pelajar dan tenaga pendidik tentang pentingnya menciptakan suasana nyaman dan kondusif di lingkungan sekolah.
Terkait tawuran, upaya yang dilakukan Pemkot Jakarta Timur bersama kepolisian dan wilayah setempat tentunya membutuhkan proses berkelanjutan.
Apalagi, secara umum Jakarta Timur merupakan wilayah paling banyak penduduknya, sekolah, dan siswanya. Sehingga, tak hanya prestasi saja, tetapi masih adanya permasalahan pendidikan yang harus diselesaikan bertahap.
"Yang tadi saya katakan itu kan salah satu penyimpangan ya, bagaimana dalam membina. Itu kan tidak serta merta pun langsung sempurna, dalam proses pendidikan itu kan terus-menerus keberlanjutan (sustainable), jadi pasti ada deviasi, pasti ada celah nah di situlah kita masuk dalam koordinasi pentahelix tadi," jelas Iin.
Iin berharap jajaran Pemkot Jakarta Timur bersama kepolisian, RT/RW, lurah dan camat setempat, serta orang tua bisa bekerja sama dalam mencegah adanya kekerasan, perundungan, dan tawuran di lingkungan pendidikan.
Baca juga: Pemkot Jaktim: Perlu dibentuk kembali Satgas Antitawuran di sekolah
Baca juga: Pemkot Jaktim ajak pelaku tawuran ikut pelatihan kerja di PPKD
Data yang dihimpun ANTARA menyebutkan, jumlah kasus tawuran di Jakarta Timur mengalami peningkatan signifikan sepanjang 2024.
Data dari Polres Metro Jakarta Timur bahkan mencatat tujuh kasus pada Juni, 12 kasus pada Juli dan meningkat menjadi 16 kasus pada Agustus 2024, sehingga total mencapai 35 kasus dalam tiga bulan tersebut.
Kawasan Duren Sawit menjadi salah satu titik rawan, dengan lima insiden tawuran terjadi antara November hingga awal Desember 2024.
Data itu juga menegaskan, seluruh kecamatan di Jakarta Timur dapat dikategorikan sebagai zona merah tawuran karena tidak ada kecamatan yang bebas dari insiden tersebut. Namun, selama libur Lebaran 2025, terjadi penurunan kasus tawuran di wilayah ini.
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025