Islamabad (ANTARA) - Semangat dari Konferensi Asia-Afrika (KAA) 1955 di Bandung terus membentuk kerja sama internasional di antara negara-negara berkembang, ungkap para ahli Pakistan, menggarisbawahi peran penting China dalam mempromosikan solidaritas Selatan-Selatan, koeksistensi damai, dan pembangunan global yang adil.
Pandangan-pandangan ini diungkapkan pada Rabu (30/4) dalam sebuah seminar bertajuk "The Bandung Spirit (1955-2025): Seven Decades of Solidarity, Sovereignty, and South-South Cooperation" yang diselenggarakan oleh Institute of Strategic Studies Islamabad (ISSI), sebuah wadah pemikir di ibu kota Pakistan.
Mushahid Hussain Sayed, ketua Institut Pakistan-China sekaligus tamu utama dalam acara tersebut, memuji KAA 1955 sebagai tonggak penting dalam diplomasi pascakolonial dan katalisator persatuan di antara negara-negara Asia dan Afrika.
"KAA menandai lahirnya kesadaran global yang baru," kata Sayed. "Kemitraan strategis, khususnya dengan China, mencerminkan kuatnya kesetiaan Pakistan terhadap visi Bandung," katanya.
Menyoroti manifestasi kontemporer dari warisan KAA, Sayed menyebut inisiatif utama China, seperti Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI), Organisasi Kerja Sama Shanghai (Shanghai Cooperation Organization/SCO), dan platform multilateral lainnya sebagai bukti kepemimpinan China yang terus berlanjut dalam mendorong pembangunan global yang inklusif.
Berbicara pada kesempatan tersebut, Sohail Mahmood, mantan menteri luar negeri Pakistan sekaligus direktur jenderal ISSI, mengingat kembali peran aktif Pakistan dalam KAA 1955, menekankan bahwa prinsip-prinsip utamanya, yaitu kedaulatan, solidaritas, dan noninterferensi, tetap menjadi pusat kebijakan luar negeri Pakistan hingga saat ini.
"Kemitraan strategis, khususnya dengan China, mencerminkan kuatnya kesetiaan Pakistan terhadap visi Bandung," katanya
Pembicara lainnya, termasuk Zamir Akram, mantan perwakilan tetap Pakistan untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa, dan Mohammad Nafees Zakaria, direktur eksekutif Komisi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk Pembangunan Berkelanjutan di Selatan, menggarisbawahi kontribusi abadi KAA terhadap munculnya tatanan dunia multipolar.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025