Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Lukman Khakim menyoroti adanya peristiwa guru Madrasah Diniyah Takmiliyah atau Madin di Demak, Jawa Tengah yang dituntut membayar Rp25 juta oleh salah seorang wali muridnya.
"Saya selalu menyampaikan bahwa perjuangan ustaz Madrasah Diniyah Takmiliyah itu semakin sulit di era seperti sekarang," kata Lukman dalam kegiatan Peringatan Hari Lahir FKDT ke-13 di Jakarta, Sabtu.
Lukman menjelaskan tuntutan tersebut terjadi karena wali murid merasa tidak terima anaknya 'dipukul' oleh guru mengajinya.
Menurut dia, 'memukul' di sini bukan dalam artian memukul dengan keras atau memukul yang sebenarnya, sebab hal tersebut dilakukan sebagai peringatan atas perbuatan murid yang dinilai tidak sopan.
Baca juga: FKDT: Indonesia harus berterima kasih pada ustaz Madrasah Diniyah
"Pertama, santri ini main keterlaluan, melempar sandal ke kepala ustaz yang sedang mengajar. Anak itu dipanggil dan ya pipinya mungkin dielus-elus. Tetapi, sampai (informasi) ke rumahnya ditampar. Orang tuanya tidak terima, kemudian melaporkan ke kepolisian, minta (uang) damai Rp25 juta," urainya.
Menurut Lukman, hal tersebut sangat ironi, dan tidak berbanding lurus dengan apa yang sudah dikerahkan oleh para ustaz dan ustazah untuk menanamkan akhlakul karimah kepada anak-anak di Madrasah Diniyah Takmiliyah.
"SPP Madrasah Diniyah Takmiliyah rata-rata Rp10 ribu. Betul? Rp5 ribu banyak, gratis banyak, Rp20 ribu ada, Rp25 ribu ada, tapi sangat terbatas. Yang paling umum itu Rp10 ribu. Syahriah (bulanan)-nya 10 ribu, nunggak-nya tujuh bulan. Oh ini realitas," ungkapnya.
Baca juga: Pemkab Pamekasan beri insentif bagi ribuan guru ngaji
Menanggapi hal tersebut, Menteri Agama (Menag) RI Nasaruddin Umar mengapresiasi peran ustaz dan ustazah di Madrasah Diniyah Takmiliyah yang tersebar di 107.715 lokasi di Indonesia.
Ia menyebutkan kesejahteraan ustaz dan ustazah yang mendidik 3.287.745 santri Madrasah Diniyah Takmiliyah se-Indonesia itu harus diperhatikan, sebab mereka berperan besar dalam pembentukan karakter seorang anak untuk menjadi SDM unggul.
"Mulai tahun depan kita akan melakukan perubahan. Ini tidak boleh menzalimi mereka (ustaz di Madrasah Diniyah Takmiliyah), karena mereka-mereka inilah sebetulnya yang disebut tidak populer di bumi, tapi artis di langit." tutur Nasaruddin Umar.
Baca juga: FKDT siap bersinergi dengan Kementerian Agama
Sebagai informasi, seorang guru Madrasah Diniyah Takmiliyah di Demak, Jawa Tengah berinisial AZ mengaku dirinya dimintai uang sebesar Rp25 juta sebagai uang damai usai dirinya memberi peringatan kepada salah seorang anak didiknya.
Berdasarkan penuturannya, saat itu AZ sedang mengajar di dalam kelas. Namun di kelas lainnya, ada murid yang saling lempar sandal, di mana kemudian sandal itu mengenai pecinya.
"Saya memberikan peringatan apabila tidak ada yang mengaku akan saya bawa ke kantor. Kemudian para siswa ini menunjuk (salah satu) siswa ini. Lalu saya keplak (tampar), itu menampar mendidik, tidak ada 30 tahun menampar sampai gosong atau luka tidak ada, tidak pernah," ucap AZ.
Baca juga: Rano soroti kesejahteraan guru ngaji saat Silaturahmi Tilawah Nasional
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.