GRP komitmen perkuat keberlanjutan industri baja global

1 week ago 6
Ini membuktikan bahwa sektor baja yang berkelanjutan dan kompetitif dapat dicapai melalui kolaborasi, inovasi, dan komitmen bersama

Jakarta (ANTARA) - PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) menyatakan siap untuk memperkuat keberlanjutan industri baja global sebagai salah satu wujud komitmen penerapan hasil pertemuan World Steel Association Environment Committee (ECO) ke-19 di Jakarta, 24 - 26 Februari 2025.

Chief Transformation Officer GRP Kelvin Fu kegiatan yang mempertemukan para pemimpin industri baja global, perwakilan pemerintah, dan pakar lingkungan yang tergabung dalam asosiasi worldsteel menegaskan pentingnya kolaborasi industri dalam merumuskan kebijakan dan strategi yang akan mempercepat transisi menuju produksi baja yang berkelanjutan.

"Perjalanan menuju transformasi lingkungan tidak bisa dilakukan sendiri. Bermitra dengan worldsteel sangat penting dalam membimbing GRP, terutama melalui program seperti StepUp, yang telah memberikan kami alat dan wawasan untuk menghadapi kompleksitas produksi baja berkelanjutan," ujar Kelvin dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Komitmen worldsteel terhadap kolaborasi dan inovasi, lanjutnya, telah memberdayakan GRP untuk merangkul transisi menuju masa depan yang lebih rendah karbon.

"Hal ini membuktikan bahwa pemain baru pun dapat menjadi pemimpin dalam upaya global menuju pengelolaan lingkungan yang lebih baik," ujarnya.

Baca juga: POSCO Global EVI Forum 2016 bahas tren industri baja ke depan

Baca juga: Industri baja masih terpengaruh "global losses"

Dengan menjadi tuan rumah Pertemuan ECO Worldsteel ke-19, tambahnya, GRP semakin memperkuat kepemimpinannya dalam upaya dekarbonisasi industri baja di Asia Tenggara.

"Ini membuktikan bahwa sektor baja yang berkelanjutan dan kompetitif dapat dicapai melalui kolaborasi, inovasi, dan komitmen bersama," katanya.

Sementara itu Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia atau The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) Harry Warganegara menyinggung tantangan dan peluang dalam produksi baja rendah karbon di Indonesia.

"Transisi menuju teknologi Electric Arc Furnace (EAF) merupakan peluang besar bagi Indonesia untuk mengurangi emisi sekaligus memenuhi permintaan baja domestik dan internasional," katanya.

DI kesempatan yang sama Chairman worldsteel ECO José Fonrouge menyatakan bahwa industri baja sepenuhnya mendukung tujuan dari Paris Agreement atau Kesepakatan Paris.

"Kami berkomitmen terhadap masa depan yang lebih rendah karbon. ECO menjadi wadah untuk mempercepat transformasi industri," katanya.

Sementara itu Head of Environment and Climate Change di Worldsteel, Åsa Ekdahl menambahkan pemerintah, industri baja, dan pemangku kepentingan lain harus berkolaborasi erat untuk mengatasi tantangan teknologi dan ekonomi agar transisi menuju baja rendah karbon dapat berjalan efektif.

Pewarta: Subagyo
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |