Golkar: Solidaritas kebangsaan harus diperkuat, jangan mau diadu domba

3 weeks ago 15

Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Idrus Marham mengingatkan solidaritas kebangsaan harus diperkuat di tengah gejolak politik dan aksi jalanan yang kerap mengatasnamakan kepentingan rakyat saat ini, sehingga masyarakat jangan sampai mau diadu domba.

Menurutnya, bangsa Indonesia memiliki sejarah panjang dalam menghadapi upaya adu domba, baik oleh aktor eksternal maupun internal.

“Kita sesama anak bangsa, jangan mau diadu domba. Identifikasi masalah harus jernih, bukan berdasarkan emosi sesaat," kata Idrus dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Dengan demikian, dirinya berharap jangan sampai ada pihak yang menunggangi ketidakpuasan rakyat dan menimbulkan korban jiwa.

Ia menilai protes publik sering muncul bukan hanya ketika pemerintah abai, melainkan justru ketika pemerintah sedang melakukan perbaikan.

Dia berpendapat banyak reformasi dan kebijakan korektif dilawan dengan resistensi. Hal tersebut merupakan situasi klasik yang sering membuat pemerintah serba salah.

"Presiden Prabowo juga sering menyitir soal ini. Kita harus bijak melihatnya,” tuturnya.

Di sisi lain, Idrus menyampaikan Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia mendorong aparat keamanan dan penegak hukum untuk proaktif menelusuri jejak para pengendali kericuhan lantaran transparansi diperlukan agar tidak terjadi spekulasi politik yang bisa memecah belah masyarakat.

Dikatakan bahwa Polri, Badan Intelijen Negara (BIN), maupun TNI memiliki instrumen untuk mengusut, sehingga apabila ada bukti keterlibatan pihak asing atau jaringan tertentu bisa langsung diungkap.

Dengan demikian, kata dia, Bahlil berpesan jangan sampai publik kehilangan kepercayaan karena terkesan kebenaran ditutup-tutupi.

Meski begitu, dirinya berharap tragedi yang menewaskan seorang pengemudi ojek online (ojol) dalam momen demonstrasi, Kamis (28/8) malam, harus menjadi momentum evaluasi.

“Yang penting sekarang kebenaran diungkap, pelaku diadili, dan publik mendapatkan kepastian,” tutur Idrus.

Sebelumnya, kendaraan taktis (rantis) Brigade Mobil (Brimob) menabrak dan melindas pengemudi ojol jaket hijau hingga tewas saat polisi berupaya membubarkan massa aksi demonstrasi di Jalan Penjernihan I, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Kamis malam (28/8).

Kendaraan taktis tersebut lanjut memacu kecepatan dan meninggalkan lokasi setelah kejadian, sementara korban meninggal dunia usai sempat dilarikan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

Kapolri Jenderal Polisi Listyo Prabowo pun menyampaikan permintaan maaf secara langsung kepada keluarga korban.

"Kami menyampaikan belasungkawa dan juga minta maaf kepada keluarga almarhum terkait musibah yang terjadi," kata dia, saat menemui keluarga korban di RSCM Jakarta, Jumat dini hari.

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |