Ambon (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh isu menyesatkan usai gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 4,6 yang mengguncang wilayah Ambon dan sekitarnya hari ini pukul 15.50 WIT.
Kepala Stasiun Geofisika Ambon Djati Cipto Kuncoro menyampaikan episenter gempa terletak di laut, sekitar 35 kilometer tenggara Ambon pada kedalaman 10 kilometer. Gempa ini merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif.
“Guncangan dirasakan di wilayah Ambon dengan skala intensitas III MMI dan Amalatu II MMI, namun hingga saat ini belum ada laporan kerusakan,” kata Djati di Ambon, Kamis.
Baca juga: Gempa guncang sejumlah wilayah di Lampung Rabu pagi
BMKG juga mencatat belum adanya potensi terjadi gempa susulan hingga pukul 16.00 WIT. Masyarakat diimbau untuk menjauhi bangunan yang retak atau rusak akibat gempa, serta memeriksa kondisi struktur rumah sebelum kembali masuk ke dalam.
BMKG juga menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat di daerah rawan gempa, termasuk memahami jalur evakuasi dan memiliki perlengkapan darurat di rumah masing-masing. Meski skala gempa tergolong ringan, kata dia, potensi risiko tetap harus diantisipasi.
“Kami juga berharap agar warga tidak menyebarkan informasi yang belum dipastikan kebenarannya, terutama dari sumber tidak resmi yang dapat menimbulkan kepanikan,” ucapnya.
Baca juga: Gempa berkekuatan 5,5 magnitudo guncang Maluku Tenggara
BMKG meminta masyarakat hanya mengakses informasi resmi melalui kanal komunikasi terverifikasi, seperti media sosial infoBMKG, website resmi bmkg.go.id, atau aplikasi InfoBMKG dan WRS-BMKG.
Meski tidak menimbulkan kerusakan, kata dia, gempa tersebut menjadi pengingat bahwa wilayah Maluku, termasuk Ambon, merupakan kawasan rawan bencana geologi. Masyarakat diminta terus meningkatkan kewaspadaan dan memahami langkah penyelamatan diri saat terjadi gempa.
BMKG, lanjutnya, memastikan akan terus memantau aktivitas seismik di wilayah tersebut dan menyampaikan informasi secara cepat dan akurat jika terjadi gempa susulan atau peningkatan aktivitas tektonik lainnya.
Baca juga: BMKG sebut backlog anggaran Rp1,6 triliun ancam layanan 24 jam
Pewarta: Winda Herman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.