Jakarta (ANTARA) - Fujifilm Indonesia bekerja sama dengan MedicElle Clinic meluncurkan program "CancerFree Towards a Healthy Family," yang menyediakan mammografi 3D gratis bagi 100 perempuan.
Presiden Direktur PT Fujifilm Indonesia Masato Yamamoto mengatakan bagi banyak perempuan ketakutan terhadap rasa sakit menjadi salah satu alasan utama menghindari mammografi.
"Namun, berkat kemajuan teknologi medis pengalaman (melakukan mammografi) ini kini menjadi jauh lebih nyaman," ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Teknologi mammografi digital berbasis kecerdasan buatan (AI) dari Fujifilm Indonesia, lanjutnya, tidak hanya mengurangi ketidaknyamanan, tetapi juga mempercepat proses deteksi dengan akurasi tinggi serta paparan radiasi yang lebih rendah.
Dikatakannya, sangat menyedihkan bahwa 70 persen kasus kanker payudara masih terdeteksi terlambat, oleh karena itu pihaknya ingin mengubah itu dengan membuat pemeriksaan lebih mudah diakses dan tidak lagi menakutkan bagi perempuan.
"Kami percaya bahwa layanan kesehatan adalah hak dasar bagi setiap orang. Kami hadir bukan hanya dengan teknologi, tetapi juga sebagai mitra dalam meningkatkan kesadaran akan kanker payudara," ujar Masamoto Yamamoto.
Menurut dia, pihaknya terus memperluas inisiatif tersebut, selain berkolaborasi dengan MedicElle Clinic, perusahaan juga bekerja sama dengan berbagai institusi kesehatan di Indonesia untuk meningkatkan akses terhadap deteksi dini.
Beberapa kemitraan penting yang telah terjalin termasuk Mandaya Puri Hospital dan Universitas Udayana, di mana pemeriksaan gratis serta sesi edukasi kesehatan diselenggarakan untuk menjangkau lebih banyak perempuan.
Direktur PT Fujifilm Indonesia Handra Effendi menambahkan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan merupakan wujud komitmen perusahaan untuk memastikan lebih banyak perempuan mendapatkan akses terhadap deteksi dini kanker payudara.
"Deteksi dini bukan hanya tentang melawan kanker, tetapi juga tentang memberikan lebih banyak perempuan kesempatan untuk menjalani hidup yang lebih sehat dan berkualitas," ujarnya.
Ini tentang memastikan bahwa tidak ada perempuan yang harus menunggu terlalu lama, merasa terlalu takut, atau menghadapi perjuangan ini sendirian.
Ratna Setyarahajoe salah satu perempuan yang mengikuti program pemeriksaan mammografi tersebut menuturkan banyak perempuan di Indonesia menunda pemeriksaan klinis payudara karena rasa takut dan stigma.
Menurut dia dengan teknologi kesehatan tersebut memudahkan dirinya dalam proses pemeriksaan dan tidak ada rasa sakit yang menyiksa seperti pemeriksaan sebelumnya.
Selain itu, tambahnya, kehadiran tim medis perempuan di MediElle Clinic memastikan lingkungan yang aman dan nyaman, sehingga perempuan dapat menjalani pemeriksaan tanpa rasa canggung dan khawatir.
"Melalui teknologi dan edukasi kesehatan Fujifilm Indonesia, kini saatnya menghilangkan keraguan dan menyelamatkan lebih banyak nyawa," katanya.
Baca juga: Evaluasi risiko kanker payudara bisa dilakukan lewat "buccal swab"
Baca juga: Wanita di bawah usia 40 tahun boleh jalani pemeriksaan mammografi
Baca juga: Dokter sarankan masyarakat pahami deteksi dini kanker payudara
Pewarta: Subagyo
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025