Film ciptakan ikatan yang lebih kuat antara China dan ASEAN

1 month ago 15

Nanning (ANTARA) - Ketika film Thailand yang menyentuh hati tentang ikatan keluarga "How to Make Millions Before Grandma Dies" meraup lebih dari 100 juta yuan (1 yuan = Rp2.220) di China daratan musim panas ini, film tersebut menjadi lebih dari sekadar sukses secara box office.

Resonansi budaya film itu melampaui alur ceritanya dengan narasi yang hangat dan penyertaan sejumlah elemen seperti dialek Chaozhou dan opera lokal yang sangat menarik bagi para penonton China.

Dalam beberapa tahun terakhir, film-film dari China dan negara-negara ASEAN mendapatkan pujian yang luas di pasar masing-masing sehingga menumbuhkan rasa saling pengertian yang lebih dalam.

Pekan Film dan Budaya China-ASEAN 2024 yang baru saja berakhir di Nanning, Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan, menampilkan 20 film luar biasa dari kedua kawasan dan memperlihatkan kekuatan sinema dalam membina ikatan budaya.

"Saya menonton 'Abang Adik' di festival film itu, dan saya berharap dapat melihat lebih banyak film Malaysia di bioskop-bioskop China di masa depan," kata Tan Jun Jie, seorang mahasiswa Malaysia yang tinggal di Guangxi.

Tan mengatakan bahwa dia telah menghadiri festival itu selama dua tahun berturut-turut dan berharap lebih banyak penonton dari China yang akan mendapatkan wawasan tentang budaya Malaysia melalui film.

Sementara itu, film-film China seperti "The Wandering Earth" dan "No More Bets" menarik perhatian luas di negara-negara ASEAN, karena platform seperti iQIYI, Tencent, TrueID, dan Iflix telah mengintegrasikan media China dan Asia Tenggara sehingga memperluas akses ke beragam film dan serial TV di seluruh kawasan itu.

"Media digital menjadi penghubung yang dahsyat yang menghubungkan semua orang dalam kehidupan dan pekerjaan baik di kawasan maupun di dunia," ujar Kuasa Usaha (Charge d'Affaires) Kedutaan Besar China di Malaysia Zheng Xuefang, dalam sebuah seminar yang digelar di Kuala Lumpur pada awal bulan ini.

Selain distribusi film dan drama, produksi bersama antara China dan negara-negara ASEAN menghasilkan kesuksesan artistik dan komersial. Film-film China seperti "Detective Chinatown" dan "Lost in Thailand" dibuat di China dan Thailand, memadukan budaya kedua negara itu, yang secara luas dicintai oleh para penonton.

"Karya-karya ini menyoroti kreativitas integrasi budaya dan peran unik film sebagai jembatan budaya," kata Direktur Guangxi Film Group Co., Ltd Wan Xingwei.

Dia menambahkan bahwa kolaborasi film China-ASEAN di masa depan harus diperluas di luar impor dan ekspor untuk mencakup produksi bersama, pertukaran talenta, dan kerja sama teknologi.

"Tim China memiliki keunggulan dalam narasi dan teknik pembuatan film, sementara Thailand unggul dalam estetika visual, Vietnam terkenal dengan produksi film dokumenternya, dan teknik animasi tradisional Indonesia patut untuk dipelajari. Dengan memanfaatkan kekuatan-kekuatan ini, kita dapat menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan," kata Wan.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |