FIB UI hadirkan tema 'Sumba' dalam Dies Natalis k-86

4 hours ago 3

Depok (ANTARA) - Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) mengangkat tema Sumba dalam acara Dies Natalis ke-86 fakultas tersebut dengan tajuk Simfoni Budaya Sumba di Auditorium Soe Hoek Gie, Gedung IX Sapardi Djoko Damono kampus setempat.

Dekan FIB UI Dr Bondan Kanumoyoso dalam keterangannya di Depok, Kamis, menyebut kuliah umum tersebut sebagai bukti nyata bahwa budaya adalah warisan sekaligus inspirasi.​​​​​​

“Kehadiran Bupati Sumba Barat semakin menegaskan arti penting Sumba dalam mosaik kebudayaan Indonesia, sekaligus menginspirasi generasi muda untuk merawat dan mengembangkan warisan budaya,” kata Bondan.

Baca juga: Tim Pengmas FIB UI dan IKBS Jabodetabek kolaborasi katalog tenun Sumba

Hadir Bupati Sumba Barat Yohanis Dade, yang menyampaikan kuliah umum tentang warisan budaya dari daerah Sumba, yakni tenun ikat, yang menyimpan nilai filosofis, martabat perempuan, dan potensi ekonomi kreatif.

Yohanis Dade menjelaskan tenun ikat Sumba bukan sekadar kain, tetapi juga karya lintas generasi yang lahir dari tangan perempuan Sumba sebagai penjaga peradaban.

Tenun ikat Sumba hadir dalam berbagai ritus adat, mulai dari perkawinan, kematian, hingga ritual Marapu. Selain itu, tenun ikat Sumba kini berkembang menjadi produk busana modern yang memberi nilai tambah bagi ekonomi masyarakat desa.

Pemerintah Kabupaten Sumba Barat juga mendorong pelestarian budaya dengan kebijakan pemakaian tenun oleh aparatur sipil negara (ASN) dan pelajar, serta menjadikannya cinderamata resmi daerah.

Motif Karaja, salah satu produk unggulan, bahkan telah diposisikan sebagai karya kelas tinggi yang ramah lingkungan dan layak menembus pasar global.

Selain sebagai simbol budaya, tenun ikat Sumba juga memiliki fungsi sosial yang sangat penting. Dalam tradisi adat, kain tenun dipakai sebagai tanda perdamaian, bentuk penghormatan, hingga bagian dari prosesi adat besar, seperti Pasola dan Wulla Poddu.

Baca juga: MenKopUKM menilai tenun Karaja Sumba layak jadi produk high end

Baca juga: Kemendikbudristek : Tenun telah jadi bagian dari jiwa masyarakat Sumba

Kehadirannya menjadi bukti bahwa kain bukan hanya artefak budaya, melainkan bahasa universal yang menyatukan masyarakat Sumba lintas generasi.

Untuk merayakan Dies Natalis ke-86, FIB UI juga menggelar acara pemutaran dan diskusi film dokumenter Perempuan Tana Humba karya Lasja F. Susatyo.

Film tersebut mengangkat kekayaan adat dan budaya Sumba Timur dengan menyoroti sistem kepercayaan Marapu, tradisi Belis, serta peran sentral perempuan sebagai figur yang menjaga, menafsirkan, dan mewariskan tradisi.

Melalui bahasa sinema, film itu tidak hanya menghadirkan keindahan visual budaya Sumba, tetapi juga membuka ruang kontemplasi mengenai relasi antara budaya tradisional dan dinamika kehidupan masa kini.

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |