Festival Gau’ Maraja Leang-Leang momentum kenalkan warisan budaya

2 months ago 9

Jakarta (ANTARA) - Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon membuka Festival Gau' Maraja Leang-Leang 2025 di Lapangan Pallantikang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan pada Kamis (3/7).

Menbud mengatakan bahwa Festival Gau’ Maraja merupakan momentum strategis untuk memperkenalkan warisan budaya dan situs arkeologis Indonesia kepada dunia.

"Leang-Leang sebagai Taman Arkeologi satu-satunya di Sulawesi Selatan ini memegang peranan penting dalam mendukung identitas Indonesia sebagai salah satu negara megadiversity di dunia," kata Fadli Zon dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Menteri Kebudayaan resmikan Leang-Leang Archaeological Park Maros

Menbud Fadli Zon menegaskan pentingnya Maros sebagai sebagai salah satu situs peradaban tertua di dunia dan simbol kekayaan megadiversity Indonesia.

Gau' Maraja, yang dalam bahasa Bugis-Makassar berarti "perhelatan besar", tahun ini diselenggarakan sebagai festival akbar yang memadukan cagar budaya dan objek pemajuan kebudayaan.

Menbud Fadli menekankan bahwa Kabupaten Maros bukan hanya kaya akan tradisi lokal, tetapi juga menyimpan jejak peradaban manusia tertua di dunia.

Baca juga: AHLF 2023, Mensos siapkan fasilitas disabilitas di Taman Leang-leang

“Usia Kabupaten Maros memang baru 66 tahun, tetapi jejak peradabannya lebih dari 50 ribu tahun,” katanya.

Ia merujuk pada temuan-temuan ilmiah di kawasan gua prasejarah di Maros-Pangkep, termasuk Leang Karampuang, yang telah ia kunjungi beberapa waktu lalu.

Menurut dia, lukisan purba tertua di dunia berusia 51.200 tahun, ditemukan di Leang Karampuang.

Hal ini membuktikan bahwa warisan budaya tertua bukan berasal dari negara atau benua lain, melainkan dari Indonesia.

Baca juga: Kadisparpora: Tiga destinasi wisata Maros siap sambut pengunjung

Menbud Fadli menyampaikan, kekayaan arkeologis dan budaya Maros merupakan bukti nyata bahwa Indonesia adalah salah satu peradaban tertua dan terkaya di dunia.

Ia menyebut keberagaman budaya Indonesia sebagai bagian dari megadiversity yang harus terus dipromosikan, mulai dari seni tari, musik, teater, hingga senjata tradisional, seperti bilah, badik, dan keris.

Lebih lanjut, Menbud juga menyoroti pentingnya posisi kebudayaan sebagai pilar pembangunan nasional.

Ia menjelaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menjadikan kebudayaan sebagai fondasi penting dalam Astacita ke-8.

Baca juga: Lukisan gua di Leang Tedongnge petunjuk penting jalur migrasi purba

Dengan potensi budaya dan alam luar biasa yang dimiliki Maros, Menbud Fadli menilai bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pusat kebudayaan dunia.

Festival Gau’ Maraja pun dianggap sebagai momentum strategis untuk memperkenalkan warisan budaya dan situs arkeologis Indonesia kepada dunia.

“Kebudayaan menyangkut jati diri dan identitas bangsa. Di tengah derasnya arus globalisasi dan informasi, kita harus mengokohkan kebudayaan nasional kita,” katanya.

Baca juga: DNA kerangka manusia purba modern berusia 7.200 tahun diteliti

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |