Fadli Zon menilai pentingnya pelestarian budaya keris Sulawesi Selatan

2 months ago 19

Jakarta (ANTARA) - Menteri Kebudayaan Fadli Zon menekankan pentingnya pelestarian budaya keris Sulawesi Selatan sebagai bagian dari warisan budaya nasional dan dunia saat membuka Pameran Bilah Pusaka dalam rangkaian Festival Gau Maraja Leang-Leang di Maros, Sulawesi Selatan.

"Apresiasi yang tinggi atas penyelenggaraan Pameran Bilah Pusaka yang penting dalam upaya pelestarian warisan budaya bangsa. Kita tahu benda-benda pusaka, seperti keris dan badik ini merupakan warisan budaya takbenda yang sangat berharga,” ujar Menteri Fadli Zon dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis.

Keris telah mendapatkan pengakuan dunia sebagai warisan budaya takbenda sejak terinskripsi di UNESCO pada 2005 atau 20 tahun yang lalu.

Menurut dia, budaya keris di Sulawesi Selatan, memiliki sejarah yang sangat panjang bahkan naskah I La Galigo dan naskah Pau-Paunna Indale Patara menyinggung keberadaan budaya keris di Sulawesi Selatan.

Baca juga: Kemenbud tegaskan komitmen dukung pelestarian karya W.R. Soepratman

Berdasarkan berbagai artefak dan karya sastra, budaya keris di Sulawesi Selatan telah berkembang semenjak akhir era Majapahit. Terdapat dua gaya keris yang menonjol dari Sulawesi Selatan, yaitu keris Bugis dan keris Makassar.

"Kedua gaya ini menyebar ke berbagai wilayah Nusantara. Keris Makassar berpengaruh hingga ke Lombok, Bima, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku. Sementara keris Bugis turut memengaruhi budaya keris di Kalimantan dan Sumatera,” kata Fadli Zon.

Menurut Menbud Fadli hal tersebut merupakan bukti proses akulturasi budaya yang sangat panjang, yang memperkaya warisan budaya bangsa Indonesia.

Keris dan badik dari Sulawesi juga dikenal memiliki kualitas pamor yang sangat baik, besi yang matang, teknik tempa yang unggul, serta bentuk bilah yang khas, seperti bentuk mucuk rebung. Sang menteri menyebut besi Sulawesi merupakan bahan berkualitas tinggi sehingga pada masa Kesultanan Banten material itu bahkan diperdagangkan hingga ke Eropa.

Selain dari aspek logam, Menbud Fadli juga menyoroti bahan-bahan pelengkap keris, seperti warangka dan hulu yang dibuat dari kayu-kayu pilihan, seperti kemuning, santigi, cendana, dan tampusu yang menambah nilai estetika dan spiritual keris tersebut.

Dia juga menilai edukasi bagi generasi muda, terutama Gen Z, agar dapat mengenal dan mengapresiasi budaya keris sebagai warisan leluhur adalah penting dan antara lain bisa dilakukan melalui pameran.

Pameran Bilah Pusaka melibatkan lembaga adat, para pemerhati pusaka, serta menampilkan koleksi pusaka dari Kerajaan Bone, Gowa, Soppeng, Wajo, dan Maros. Menteri Fadli Zon turut memamerkan lima bilah keris asal Sulawesi, termasuk satu keris milik Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.

Pameran dibuka untuk umum dari 3–5 Juli 2025.

Baca juga: Fadli Zon tegaskan Indonesia layak klaim sebagai peradaban tertua

Baca juga: Pemerintah daerah dukung pelestarian tradisi jamasan keris Sunan Kudus

Baca juga: Menbud canangkan 19 April sebagai Hari Keris Nasional

Baca juga: Menteri Kebudayaan: Sumenep layak diakui sebagai ibu kota keris dunia

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |