Ekonom minta perhatikan permintaan domestik guna jaga tingkat inflasi

1 month ago 8
kalau daya belinya belum naik, inflasinya akan kembali anjlok yang disebabkan karena pelemahan dari sisi daya belinya pasca tahun baru

Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal mengingatkan untuk memperhatikan sisi permintaan domestik pada awal tahun 2025, sebagai upaya untuk memperkuat daya beli masyarakat.

Dengan daya beli masyarakat yang kuat, lanjutnya, hal itu akan berdampak terhadap stabilitas tingkat inflasi dalam negeri tetap berada di kisaran target Bank Indonesia (BI) yang di kisaran 2,5 plus minus 1 persen.

“Yang menjadi perhatian adalah setelah Tahun Baru (2025) seperti apa. Jadi, kalau daya belinya ini masih belum naik, inflasinya akan kembali anjlok yang disebabkan karena pelemahan dari sisi daya belinya pasca tahun baru (2025),” ujar Faisal saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.

Ia melanjutkan permintaan domestik dan daya beli masyarakat juga akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan pergerakan sektor-sektor produksi dan usaha pada tahun 2025.

“Karena, dengan permintaan yang lebih kuat, daya beli yang lebih baik, ini akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan menggerakkan sektor-sektor produksi dan usaha,” ujar Faisal.

Faisal menjelaskan tingkat inflasi yang cenderung rendah sebesar 1,57 persen year on year (yoy) pada Desember 2024 memang merupakan pola yang umumnya terjadi pada akhir tahun, seiring dengan melemahnya permintaan domestik.

Meskipun ada pengaruh dari sisi suplai, menurutnya, rendahnya tingkat inflasi pada Desember 2024 lebih disebabkan oleh melemahnya dari sisi permintaan domestik.

“Ini sejalan dengan apa yang terjadi di dalam negeri, terutama permintaan domestik yang relatif mengalami pelemahan dan berpengaruh juga ke sektor industri dan berpengaruh juga terhadap konsumsi rumah tangga yang melemah, terutama di kalangan menengahnya,” ujar Faisal.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Indonesia berada di level 1,57 persen (yoy) pada Desember 2024, atau sudah mendekati batas bawah target inflasi tahun 2024 yang di kisaran 2,5±1 persen.

Baca juga: CORE: Pemerintah beri stimulus inklusif memitigasi dampak kenaikan PPN

Baca juga: CORE: Industri pengolahan perlu didorong guna kejar ekonomi 8 persen

Baca juga: CORE nilai diperlukan kebijakan baru tingkatkan produksi pangan

Baca juga: CORE: Prabowo-Gibran perlu optimalkan pajak dari sektor hiburan

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |