Makassar (ANTARA) - Dokter Spesialis Tumbuh Kembang Anak Merlyn Meta Astari mengingatkan kepada orang tua agar memahami ciri-ciri anak yang memiliki gejala dini berkebutuhan khusus dan menyarankan rutin memeriksakan kondisi anak ke klinik maupun fasilitas kesehatan.
"Perkembangan tumbuh kembang anak harus dipantau atau diskrining sejak dini. Bila usianya enam bulan sudah bisa diketahui ciri-cirinya. Selanjutnya, sembilan bulan, 18 bulan, 24 bulan, hingga 30 bulan," katanya di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa.
Menurutnya, gejala dini Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) tersebut sudah bisa terpantau pada usia 6-18 bulan dimana ada perbedaan antara lain kemampuan berbicara, berinteraksi, serta perilaku seperti tidak tersenyum atau merespons rasa bahagia, tidak meniru suara, dan tidak menunjukkan ekspresi wajahnya pada usia sembilan bulan.
Kemudian pada usia 12 bulan tidak mengoceh layaknya anak normal, Sedangkan pada usia 14 bulan tidak memberikan gesture tubuh dan pada usia 16 bulan tidak dapat mengucapkan kata-kata layaknya anak normal.
Baca juga: IDAI: Anak berkebutuhan khusus harus mendapat imunisasi
Dokter Merlyn mengatakan ada beberapa faktor anak menjadi ABK baik itu autis, delay speech (terlambat berbicara), ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) atau gangguan perkembangan saraf dengan kesulitan fokus, hiperaktivitas, dan impulsivitas maupun gejala lainnya.
Selain penyebab karena gen orang tuanya, lanjut dia, penyebab pemicu ABK adalah pembiaran anak menonton seperti televisi, ponsel, tablet secara berlebihan yang diberikan orang tua pada usia balita.
"Biasanya orang tua biar anaknya diam, biar kerjaannya selesai dikasih nonton televisi atau dikasih ponsel. Padahal usia anak itu masih muda, misalnya enam bulan, lalu terpapar gambar-gambar dan suara itu di televisi atau ponsel, maka itu semakin jelek (berpotensi ABK)," katanya.
Baca juga: Sensitivitas orang tua berpengaruh pada keamanan ABK di tempat umum
Oleh karena itu para orang tua harus memberikan batasan-batasan anak agar tidak terpapar alat elektronik yang memicu anak kehilangan fokus serta memperlambat kerja-kerja motor halus dan motor kasar pada otaknya di masa tumbuh kembang anak.
"Anak dua tahun itu menyerap semua apa yang ada dilihat dan didengarnya serta tidak tahu mana benar dan salah, apalagi disajikan gambar-gambar atau suara-suara menarik. Makanya, harus diberikan batasan," tutur Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (Unhas) itu.
Bila orang tua menemukan gejala dini anak yang diduga memiliki ciri-ciri ABK, kata dia, segera diperiksakan ke dokter spesialis anak.
Baca juga: OTDC gelar seminar neurodevelopment, soroti anak berkebutuhan khusus
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025