Dishub batasi truk sumbu tiga masuk Bali buntut jalan jebol Bajera

2 months ago 19

Badung (ANTARA) - Dinas Perhubungan (Dishub) Bali membatasi kendaraan berat sumbu tiga masuk Bali dari Pelabuhan Gilimanuk buntut dari jalan jebol di Pasar Bajera atau jalur Denpasar-Gilimanuk.

“Terutama untuk sumbu tiga ya kami tidak bisa terima selama masa perbaikan ini karena tidak ada tempat atau tidak ada jalan yang cukup untuk mereka bisa ke Denpasar, mau lewat Singaraja maupun lewat Karangasem,” kata Kepala Dishub Bali IGW Samsi Gunarta.

Samsi di Badung, Kamis, mengatakan kendaraan muatan besar seperti truk tronton atau kontainer tersebut wajib menyesuaikan muatannya terlebih dahulu dengan cara memindahkan ke kendaraan-kendaraan yang lebih kecil.

Umumnya muatan-muatan yang dibawa berupa bahan bangunan, dimana di kabupaten tertentu yang dilintasi mengaku tidak sanggup menahan beban dari angkutan besar tersebut.

“Nah karena itu harus dilakukan penyesuaian muatan, jadi di kurangi dulu kemudian digunakan kendaraan lebih kecil, jadi sudah dimulai dari Banyuwangi kemudian dilakukan juga di Gilimanuk,” ujar Samsi.

Baca juga: Jalur Denpasar-Gilimanuk dialihkan selama sebulan akibat jalan amblas

Dishub Bali juga mengantisipasi kendaraan truk sumbu dua, dimana mereka diminta mencocokkan muatan yang sedang dibawa dengan medan yang dialihkan.

“Jadi jangan dipaksakan karena kalau dipaksakan geometri jalan kita tidak mendukung untuk beban-beban yang terlalu berat dan mungkin juga tidak stabil,” kata dia.

Sementara untuk kendaraan kecil, Dishub Bali memperbolehkan kendaraan melalui jalur utama Denpasar-Gilimanuk itu, namun saat dekat dengan lokasi jalan jebol kendaraan dari Gilimanuk akan diarahkan ke Utara dan kendaraan dari Denpasar ke Selatan, sehingga semua jalan dijadikan satu jalur untuk mengantisipasi kemacetan.

Samsi menjelaskan upaya pengalihan lalu lintas menjadi opsi sementara, demi lalu lintas terutama logistik dapat tetap berjalan.

Ia juga menyadari pengalihan lalu lintas akhirnya melahirkan kemacetan baru terutama di Bali Utara yaitu Buleleng, sebab semua kendaraan terpaksa berputar untuk tiba di Denpasar.

Baca juga: Apindo Bali ungkap biaya logistik naik dampak jalan amblas

“Jadi dari Cekik ke Buleleng sampai ke nanti ke selatan di Gitgit, lalu ke Sukasada atau mau lewat ke Karangasem, jadi ada memang jalan-jalan di situ tidak memenuhi untuk kendaraan sumbu tiga, jadi kita harap mulai memikirkan bagaimana caranya mengangkut dengan lebih efektif dan juga efisien dalam penggunaan ruang jalan,” ujarnya.

“Kalau ruang terlalu besar nanti mengganggu yang lain, sekarang kemacetan itu ada di Pasar Bajera sendiri, kemudian sekarang di Buleleng, jadi sepanjang jalan Buleleng menuju Denpasar ini karena kepadatannya meningkat,” sambungnya.

Diketahui longsor terjadi pada ruas jalan nasional Antosari–Megati, tepatnya di kilometer 38+725 depan Pasar Bajera, Kecamatan Selemadeg, Kabupaten Tabanan, pada Senin (7/7) lalu.

Jalan jebol sedalam 8 meter tersebut merupakan jalur Denpasar-Gilimanuk, yang kini mulai diperbaiki dengan estimasi pengerjaan paling cepat 3 minggu.

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |